Diposting oleh
Unknown
di
16.13
Senin, 09 Maret 2015
Duhai lelaki sholeh.....
Aku hanya wanita akhir zaman. Amat banyak hilaf dan aib yang ku tanam dimasa silam. Sempat ku cintai atau bahkan, menjadi pacar lelaki lain. Sudikah kau terima kelamnya masa laluku?, kemudian maukah kau mengajariku bertaubat, mengajariku menjadi lebih baik?
Duhai lelaki sholeh....
Aku hanya wanita akhir zaman. Tak secantik Zulaikha, tak sekaya Khadijah, tak secerdas Aisyah, dan tak sesuci Maryam. Namun, maukah kau menuntunku dengan jemari taqwa?, agar bisa berjumpa dengan beliau-beliau di surga kelak?
Duhai lelaki sholeh...
Aku hanya wanita akhir zaman. Mungkin kau akan tertawa kecil, saat kau tahu bacaan Quranku masih belepotan, atau sholatku masih salah. Tapi, tapi aku ingin belajar, maka maukah kau mengajariku agar mengenal Tuhanku secara benar?
Duhai lelaki sholeh......
Aku hanya wanita akhir zaman. Kadang lebay, kadang kecentilan, kadang alay, kadang suka ghibah, ngefans berlebihan dengan artis ganteng. Aku malu sebenarnya mengingat itu, tapi maukah kau menegurku saat salah?, lalu menunjukan arah yang benar sesuai titah Ilahi?
Duhai lelaki sholeh.....
Aku hanya wanita akhir zaman. Ku tahu, kau tak mungkin mau meminangku. Sebab aku bukan levelmu, aku hanya wanita biasa yang kering akan percikan iman.
Namun duhai lelaki sholeh....
Aku akan ikhtiar memantasan diri. Dengan hijab syar'i, pandai menundukan pandangan, berkumpul di majlis ilmu, dan senatiasa mempercantik hati.
Duhai lelaki sholeh....
Jika kau melihat secuil saja perubahan dariku, menjadi lebih baik.
Maukah, maukah kau meminangku?
Shohibukum Fillah, @aby_izzuddin
Jodohku, Afwan Jika Kau Lelah Menanti
Diposting oleh
Unknown
di
16.12
Kau, sebuah nama yang tertulis untukku di Lauh Mahfuzh. Afwan, jika sampai detik ini aku belum jua datang untuk menggenapkan hati kita dalam ikatan suci.
Kau, segalanya mungkin kau sudah siap. Tapi... akunya yang belum siap, kau tahu aku seorang lelaki kan?, yah... ada banyak hal yang harus kusiapkan agar pernikahan yang di gelar dapat menjadi sejarah cantik, semuanya harus matang baik dari segi ruhaniyah, 'ilmiyah, jasadiyah, maaliyah, dan jama'iyah. Entah, aku merasa belum matang dalam hal itu semua, walau aku tahu bahwa pernikahan memang untuk belajar. Ya Allah, jauhkan hamba dari godaan setan. Sebab mungkin, menunda-nunda ini adalah jebakan setan jua.
Duhai kau jodohku, Afwan jika karenaku kalu resah dan lelah dalam terik penantian. Ku mohon bersabarlah, jangan membuatku cemburu di suatu saat nanti, saat kekosongan hatimu kini diisi dengan lelaki lain. Aku pasti cemburu, tapi bukan hanya aku yang cemburu duhai, Allah juga akan cemburu karenanya. Maka ku mohon bersabarlah, jaga baik-baik izzah-mu, rawat baik-baik iffah-mu.
Duhai kau yang kelak jadi ibu dari putra-putriku. Di kesendirianmu ini, isilah dengan berbakti pada orang tuamu, agar kelak anak-anak kita juga berbakti pada kita. Dan kau, isilah kesendirianmu dengan sibuk mencari 'ilmu, sebab di tanganmulah akan lahir generasi-generasi Rabbani. Kau tahu sendiri kan?, pernikahan kita kelak bukan sekedar mengusir kesendirian. Lebih dari itu, kita akan lahirkan prajurit-prajurit Ilahi untuk menebarkan agamaNya.
Duhai kau, jangan marah yah. Jika sampai sekarang aku belum berani temui ayahmu, sekali lagi ada banyak pertimbangan yang sedang berdebat dalam batinku. Kau tak perlu tahu, nanti ku ceritakan di malam pengantin okey he he.
Intinya duhai jodohku. Tetaplah kau berjalan di jalan cinta perindu surga. Di jalan Allah. Aku, juga sedang ikhtiar di jalan ini. Tahukah kau duhai jodohku?, jika jalan kita sama, insya Allah kita akan berjumpa di satu titik. Dalam dekapan cinta-Nya.
Afwan yah jika lama menanti, tunggu aku dirumahmu. Dan, ku harap ada Allah dihatimu. Sepenuh cinta.
Bukannya Tugasmu Adalah Ibadah?
Diposting oleh
Unknown
di
16.11
Resah menanti? Wajar... tapi kalau harus meratapi hingga membuang waktu? Ah, bukannya tugasmu adalah ibadah? Jadi nikmati saja penantian ini dengan pemantasan diri dihadapan-Nya. Toh, namamu sudah disandingkan dengan seseorang di Lauh Mahfuzh. Cuma, mau dinanti dengan ratapan atau gerak kebaikan itu sih pilihan. Tapi, tugas kita adalah ibadah, bukan?
Cemburu? Lihat mereka yang berpacaran? Lha moso sich harus cemburu pada kemaksiatan? Bukannya ada yang lebih layak dicemburuin? Itu lho, mereka yang gejolak syahwat menggodai, tapi keukeuh dalam pendiriannya... "Tak ada cinta sebelum pernikahan"
Hey, nikmati saja hari-hari ini dengan ibadah, kita memang ditugaskan untuk itu bukan?.
Yuk ah buang jauh-jauh galau dan ratapan semu.
Kita ini manusia dan... "Tidaklah aku," kata Allah, "menciptakan jin dan manusia, kecuali untuk beribadah kepada-Ku"
Shohibukum Fillah, @aby_izzuddin
Tak Ada Cinta Sejati Sebelum Pernikahan
Diposting oleh
Unknown
di
16.10
Aku melihat wajah itu murung, betapa berat senyuman di wajahnya menukil, di pipinya terus mengurai rintik-rintik air mata, ditemani dengan suara seguk-seguk yang keluar dari bibir lusuhnya.
Dia, adalah seorang yang dulunya berjumpa dengan sesosok insan yang menjadi labuhan segala keluh kesah. Perhatian, rayuan, sapaan, sentuhan, bahkan pelukan sang insan itu menjadi bayang kenangan yang tak bisa ditepis olehnya.
Insan itu, kini hanyalah kekasih yang berubah nama menjadi 'mantan'. Alangkah nestapa memang, saat sang mantan itu kini terbahak ceria bersama kekasih barunya. Lebih nestapa, ternyata kekasih barunya lebih baik dari dirinya. Aduhai lebih lebih nestapa lagi, ia melihat kebahagiaan sang mantan dengan mata yang berkaca, merintik bersama kenangan.
Duhai kau, ijinkan aku mengucapkan belasungkawa atas kegalauanmu itu. Ah, sudah ada dalam Al Quran perihal terlarangnya pacaran, sudah tertulis dalam hadist tentang haramnya khalwat, sudah terdengar ribuan nasihat tentang bahayanya virus cinta semu.
Tapi kau, duh!, tetap saja bermain di atas perasaan tanpa logika, tanpa iman.
Maka bagaimanakah aku mengasihanimu?
Sudah yah! Jangan lagi menangis, semoga ini bisa menjadi pelajaran berharga bagimu. Sungguh, tak ada cinta sejati sebelum pernikahan.
Perawan Tua
Diposting oleh
Unknown
di
16.09
Kisah dari kejadian nyata, dikutip dari tulisan Ustadz Zulfi Akmal
****
Aku sudah lulus dari kuliah dan sudah mendapatkan pekerjaan yang bagus.
Lamaran kepada diriku untuk menikah juga mulai berdatangan, akan tetapi aku tidak mendapatkan seorangpun yang bisa membuatku tertarik.
Kemudian kesibukan kerja dan karir memalingkan aku dari segala hal yang lain. Hingga aku sampai berumur 34 tahun.
Ketika itulah aku baru menyadari bagaimana susahnya terlambat menikah.
Pada suatu hari datang seorang pemuda meminangku. Usianya lebih tua dariku 2 tahun. Dia berasal dari keluarga yang kurang mampu. Tapi aku ikhlas menerima dirinya apa adanya.
Kami mulai menghitung rencana pernikahan. Dia meminta kepadaku photo copy KTP untuk pengurusan surat-surat pernikahan. Aku segera menyerahkan itu kepadanya.
Setelah berlalu dua hari ibunya menghubungiku melalui telepon. Beliau memintaku untuk bertemu secepat mungkin.
Aku segera menemuinya. Tiba-tiba ia mengeluarkan photo copyan KTPku. Dia bertanya kepadaku apakah tanggal lahirku yang ada di KTP itu benar?
Aku menjawab: Benar.
Lalu ia berkata: Jadi umurmu sudah mendekati usia 40 tahun?!
Aku menjawab: Usiaku sekarang tepatnya 34 tahun.
Lalu ia berkata: Jadi umurmu sudah mendekati usia 40 tahun?!
Aku menjawab: Usiaku sekarang tepatnya 34 tahun.
Ibunya berkata lagi: Iya, sama saja. Usiamu sudah lewat 30 tahun. Itu artinya kesempatanmu untuk memiliki anak sudah semakin tipis. Sementara aku ingin sekali menimang cucu.
Dia tidak mau diam sampai ia mengakhiri proses pinangan antara diriku dengan anaknya.
Masa-masa sulit itu berlalu sampai 6 bulan. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi melaksanakan ibadah umrah bersama ayahku, supaya aku bisa menyiram kesedihan dan kekecewaanku di Baitullah.
Akupun pergi ke Mekah. Aku duduk menangis, berlutut di depan Ka'bah. Aku memohon kepada Allah supaya diberi jalan terbaik.
Setelah selesai shalat, aku melihat seorang perempuan membaca al Qur'an dengan suara yang sangat merdu. Aku mendengarnya lagi mengulang-ulang ayat:
Setelah selesai shalat, aku melihat seorang perempuan membaca al Qur'an dengan suara yang sangat merdu. Aku mendengarnya lagi mengulang-ulang ayat:
( ﻭﻛﺎﻥ ﻓﻀﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻚ ﻋﻈﻴﻤﺎ )
"Dan karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu itu sangat besar". (An Nisa': 113)
Air mataku menetes dengan derasnya mendengar lantunan ayat itu.
Tiba-tiba perempuan itu merangkulku ke pangkuannya. Dan ia mulai mengulang-ulang firman Allah:
( ﻭﻟﺴﻮﻑ ﻳﻌﻄﻴﻚ ﺭﺑﻚ ﻓﺘﺮﺿﻲ )
"Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas". (Adh Dhuha: 5)
Demi Allah, seolah-olah aku baru kali itu mendengar ayat itu seumur hidupku. Pengaruhnya luar biasa, jiwaku menjadi tenang.
Setelah seluruh ritual umrah selesai, aku kembali ke Cairo. Di pesawat aku duduk di sebelah kiri ayahku, sementara disebelah kanan beliau duduk seorang pemuda.
Sesampainya pesawat di bandara, akupun turun. Di ruang tunggu aku bertemu suami salah seorang temanku.
Kami bertanya kepadanya, dalam rangka apa ia datang ke bandara? Dia menjawab bahwa ia lagi menunggu kedatangan temannya yang kembali dengan pesawat yang sama dengan yang aku tompangi.
Hanya beberapa saat, tiba-tiba temannya itu datang. Ternyata ia adalah pemuda yang duduk di kursi sebelah kanan ayahku tadi.
Selanjutnya aku berlalu dengan ayahku.....
Selanjutnya aku berlalu dengan ayahku.....
Baru saja aku sampai di rumah dan ganti pakaian, lagi asik-asik istirahat, temanku yang suaminya tadi aku temui di bandara menelphonku. Langsung saja ia mengatakan bahwa teman suaminya yang tadi satu pesawat denganku sangat tertarik kepada diriku. Dia ingin bertemu denganku di rumah temanku tersebut malam itu juga. Alasannya, kebaikan itu perlu disegerakan.
Jantungku berdenyut sangat kencang akibat kejutan yang tidak pernah aku bayangkan ini.
Lalu aku meminta pertimbangan ayahku terhadap tawaran suami temanku itu. Beliau menyemangatiku untuk mendatanginya. Boleh jadi dengan cara itu Allah memberiku jalan keluar.
Akhirnya.....aku pun datang berkunjung ke rumah temanku itu.
Hanya beberapa hari setelah itu pemuda tadi sudah datang melamarku secara resmi. Dan hanya satu bulan setengah setelah pertemuan itu kami betul-betul sudah menjadi pasangan suami-istri. Jantungku betul-betul mendenyutkan harapan kebahagiaan.
Hanya beberapa hari setelah itu pemuda tadi sudah datang melamarku secara resmi. Dan hanya satu bulan setengah setelah pertemuan itu kami betul-betul sudah menjadi pasangan suami-istri. Jantungku betul-betul mendenyutkan harapan kebahagiaan.
Kehidupanku berkeluarga dimulai dengan keoptimisan dan kebahagiaan. Aku mendapatkan seorang suami yang betul-betul sesuai dengan harapanku. Dia seorang yang sangat baik, penuh cinta, lembut, dermawan, punya akhlak yang subhanallah, ditambah lagi keluarganya yang sangat baik dan terhormat.
Namun sudah beberapa bulan berlalu belum juga ada tanda-tanda kehamilan pada diriku. Perasaanku mulai diliputi kecemasan. Apalagi usiaku waktu itu sudah memasuki 36 tahun.
Aku minta kepada suamiku untuk membawaku memeriksakan diri kepada dokter ahli kandungan. Aku khawatir kalau-kalau aku tidak bisa hamil.
Kami pergi untuk periksa ke seorang dokter yang sudah terkenal dan berpengalaman. Dia minta kepadaku untuk cek darah.
Ketika kami menerima hasil cek darah, ia berkata bahwa tidak ada perlunya aku melanjutkan pemeriksaan berikitnya, karena hasilnya sudah jelas. Langsung saja ia mengucapkan "Selamat, anda hamil!"
Ketika kami menerima hasil cek darah, ia berkata bahwa tidak ada perlunya aku melanjutkan pemeriksaan berikitnya, karena hasilnya sudah jelas. Langsung saja ia mengucapkan "Selamat, anda hamil!"
Hari-hari kehamilanku pun berlalu dengan selamat, sekalipun aku mengalami kesusahan yang lebih dari orang biasanya. Barangkali karena aku hamil di usia yang sudah agak berumur.
Sepanjang kehamilanku, aku tidak punya keinginan mengetahui jenis kelamin anak yang aku kandung. Karena apapun yang dikaruniakan Allah kepadaku semua adalah nikmat dan karunia-Nya.
Setiap kali aku mengadukan bahwa rasanya kandunganku ini terlalu besar, dokter itu menjawab: Itu karena kamu hamil di usia sudah sampai 36 tahun.
Selanjutnya datanglah hari-hari yang ditunggu, hari saatnya melahirkan.
Proses persalinan secara caesar berjalan dengan lancar. Setelah aku sadar, dokter masuk ke kamarku dengan senyuman mengambang di wajahnya sambil bertanya tentang jenis kelamin anak yang aku harapkan.
Aku menjawab bahwa aku hanya mendambakan karunia Allah. Tidak penting bagiku jenis kelaminnya.
Laki-laki atau perempuan akan aku sambut dengan beribu syukur.
Aku dikagetkan dengan pernyataannya: "Jadi bagaimana pendapatmu kalau kamu memperoleh Hasan, Husen dan Fatimah sekaligus?
Aku dikagetkan dengan pernyataannya: "Jadi bagaimana pendapatmu kalau kamu memperoleh Hasan, Husen dan Fatimah sekaligus?
Aku tidak paham apa gerangan yang ia bicarakan. Dengan penuh penasaran aku bertanya apa yang ia maksudkan?
Lalu ia menjawab sambil menenangkan ku supaya jangan kaget dan histeris bahwa Allah telah mengaruniaku 3 orang anak sekaligus. 2 orang laki-laki dan 1 orang perempuan.
Seolah-olah Allah berkeinginan memberiku 3 orang anak sekaligus untuk mengejar ketinggalanku dan ketuaan umurku.
Sebenarnya dokter itu tahu kalau aku mengandung anak kembar 3, tapi ia tidak ingin menyampaikan hal itu kepadaku supaya aku tidak merasa cemas menjalani masa-masa kehamilanku.
Lantas aku menangis sambil mengulang-ulang ayat Allah:
( ﻭﻟﺴﻮﻑ ﻳﻌﻄﻴﻚ ﺭﺑﻚ ﻓﺘﺮﺿﻰ )
"Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas". (Adh Dhuha: 5)
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
( ﻭَﺍﺻْﺒِﺮْ ﻟِﺤُﻜْﻢِ ﺭَﺑِّﻚَ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﺑِﺄَﻋْﻴُﻨِﻨَﺎ )
"Dan bersabarlah menunggu ketetapan Tuhanmu, karena sesungguhnya engkau berada dalam pengawasan Kami..." (Ath Thur: 48)
Bacalah ayat ini penuh tadabbur dan penghayatan, terus berdoalah dengan hati penuh yakin bahwa Allah tidak pernah dan tidak akan pernah menelantarkanmu.
Wanita yang 'Nembak' Duluan
Diposting oleh
Unknown
di
16.09
Afwan sebelumnya, saya tidak bermaksud sombong, atau mempublikasikan hal yang sifatnya pribadi. Tapi saya kira, ini bisa bermanfaat.
Ada, seorang akhwat yang nembak duluan pada saya, melalui adik saya. Akhwat itu, inginkan saya melamar dia.
Awalnya, saya merasa ilfiel, agak sedikit merendahkan. Kok! Bisa-bisanya seorang wanita 'nembak' duluan sama ikhwan. Apatah ia tidak punya rasa malu?
Kemudian, saya tanyakan perihal ini pada ummi. Astagfirullahal 'adhiim. Maafkan saudariku, saya begitu bodoh dan jahatnya berfikiran seperti itu.
"Putraku", kata ummi, "Setiap jalan menuju pernikahan dimuliakan oleh Allah. Islam memberi penghormatan yang suci kepada ia yang bermujahadah (berjuang) untuk menyempurnakan iman."
"Sikap menawarkan diri, dari seorang wanita", lanjut ummi, "Menunjukan ketinggian akhlaq dan kesungguhan untuk mensucikan diri. Ingat, menawarkan untuk menikahi. Memacari? tentu, beda lagi urusannya."
"Putraku", masih kata ummi, "Jika sikap menawarkan diri dilakukan dengan ketinggian sopan santun. Tidak akan menimbulkan akibat kecuali yang maslahat."
"Seorang laki-laki yang memiliki pengetahuan mendalam", ummi mengakhiri nasihatnya, "Pasti akan meninggikan penghormatan terhadap mujahadah (perjuangan) saudarinya itu."
Sekali lagi, maafkan saudariku, atas pemikiran saya tadi.
Sebenarnya saya lupa. Bukankah Khadijah juga menawarkan diri duluan pada Rasulullah?
Juga, Imam Bukhari menceritakan, dari Anas r.a. Ada seorang wanita yang datang menawarkan diri kepada Rasulullah Saw. Dan berkata, "Ya Rasulallah! Apakah baginda membutuhkan daku?."
Putri Anas yang hadir dan mendengar perkataan wanita itu mencela sebagai wanita yang tidak punya harga diri dan rasa malu.
"Alangkah sedikit rasa malunya", kata putri Anas itu, "Sungguh memalukan, sungguh memalukan."
Lalu Anas berkata pada putrinya itu, "Dia lebih baik darimu. Dia senang kepada Rasulullah Saw. Lalu menawarkan dirinya untuk beliau." (H.r. Bukhari)
Allaahu Akbar! Teriring rasa kagum saya untuk seorang akhwat yang dulu menawarkan diri pada saya. Sedikit rasa menyesal dulu saya acuhkan, tapi ya sudahlah! Anti sudah menerima pinangan seorang ikhwan yang baik, meski bukan saya.
Mungkin ini isyarat, saya bukan yang terbaik untuk akhwat sehebat Anti.
Insya Allah, semoga Anti menjadi keluaga barakah.
Allahu a'lam smile emotikon
Tentang Aswaja
Diposting oleh
Unknown
di
16.08
Saya, ketika tidak melakukan qunut shubuh (waktu itu lupa), dikagetkan dengan celetuk seorang ikhwan, "Wah, bukannya antum pengajar di sekolah NU? Antum bukan Ahlussunnah wal Jama'ah yah? Ingat lho, hanya golongan Aswaja saja yang masuk surga."
Saya, juga mendapati perdebatan di Facebook. Katanya, Persis, Muhammadyah, HTI, PKS, atau Salafy adalah Wahabi, bukan ahlus sunnah.
Sebentar-sebentar. Saya orang NU, tapi kok pemikiran sebagian -sekali lagi sebagian- dari orang-orang NU (kebetulan ikhwan itu aktivis NU) mengganggap di luar mereka bukan Aswaja.
Bahkan, disebut sebagai Wahabi. Sedihnya, sebagian dari mereka ada yang menfatwa tidak akan masuk surga.
Astagfirullahal Adhiiim.
Sebagai orang NU, saya perlu meluruskan kesalah pahaman ini.
Aswaja, secara umum adalah : satu kelompok atau golongan yang senantiasa komitmen mengikuti sunnah Nabi Saw. Dan Thoriqoh para shahabatnya dalam hal aqidah, amaliyah fisik (fiqh) dan hakikat (Tasawwuf dan Akhlaq).
Dalam Islam, manhaj hanya ada dua. Yaitu Ahlusunnah dan Non-Ahlusunnah.
Jadi, Wahabi itu kelompok yah! Bukan Manhaj.
Jadi, Wahabi itu kelompok yah! Bukan Manhaj.
Pahamilah... Mau dia HTI, PKS, JT, NU, Muhammadyah, Persis, bahkan Salafy Wahabi pun adalah Ahlusunnah. Insya Allah.
Lalu apa bedanya dari kelompok-kelompok itu? Wallahu a'lam, mungkin ini bagian dari 'Fastabiqul Khairat' atau berlomba-lomba dalam kebaikan.
Kelompok kita belum tentu benar, pun sebaliknya. Maka di manapun kelompok Anda saat ini. Yang penting Sidqunniyah (benar dalam niat)
Tidak seperi meraka, siapa namanya? Iya itu, Islam Leberal. Mereka mengaku Ahlusunnah tapi menentang aturan Islam.
Oleh itu, hindari perdebatan apalagi kafir mengkafirkan, bid'ah membid'ahkan, dan apa pun itu tanpa ilmu dam tabayyun.
Akhi, saya rindu tegaknya Khilafah, maka saya selalu welcome bahkan ikut menyebarkan pemikiran HT. Buku-buku Ustadz Felix Siauw (Kader HTI) saya baca dan publikasikan.
Juga, jika Anda membaca buku saya, Anda akan menemukan nama Ustadz Anis Matta, Ustadz Salim, Ustadz Hilmi, (Alm) Ustadz Rahmat Abdullah dan Ustadz Cahyadi yang notabenenya para aktivis PKS.
Saya, juga belajar di Pesantren Persis dan Muhammdiyah.
Bahkan di Masjid kami, mempersilahkan Jama'ah Tablig untuk i'tikaf dan berdakwah.
Saya juga 'rakus' membaca buku-buku karya ulama Salafy.
Jadi saya kira ikhwah, selama ada dalil... usah meributkan masalah khilafiyah, apalagi masih se-aqidah, masih satu syahadat.
Jadi insya Allah, kelompok-kelompok yang saya sebutkan di atas satu Manhaj. Yakni, Ahlusunnah wal Jama'ah.
Semoga Allah kumpulkan kita semua, kelak di surgaNya. Aaamin.
Poligami, Renungan untuk Para Suami
Diposting oleh
Unknown
di
16.07
smile Banyak istri menolak poligami, begitu kata Ustadzah Dwi Churnia, bukan karena ingin menentang aturan Allah. Sama sekali bukan. Sebagian dari mereka, mengerti dan paham akan halalnya berpoligami.
Banyak istri menolak poligami, begitu kata Ustadzah Dwi Churnia, bukan karena ingin menentang aturan Allah. Sama sekali bukan. Sebagian dari mereka, mengerti dan paham akan halalnya berpoligami.
Akan tetapi, kadang terjadi kekerasan dalam rumah tangga. Bukan kekerasan fisik, tetapi kekerasan psikologis.
Akan tetapi, kadang terjadi kekerasan dalam rumah tangga. Bukan kekerasan fisik, tetapi kekerasan psikologis.
Jika istri pertama bahagia, saya melihat contoh poligaminya Ustadz Anis Matta. Beliau tinggal serumah dengan ke-dua istrinya. Maaf, saya bukan sok tahu, tapi melihat keakraban mereka saya acungkan jempol. Insya Allah, mungkin Ustadz Anis Matta dan ke-dua istrinya, memiliki niat baik dalam berumah tangga, memperbanyak keturunan shalih misalnya. Wallahu a'lam.
Maaf, saya hanya ingin meluruskan, bahwa jika sidqunniyah (benar dalam niat) Insya Allah apa pun akan baik-baik saja. Termasuk berpoligami. Oleh itu, Anda jangan ilfiel pada mereka yang berpoligami. Tetap husnuzhan thingking diutamakan yah!
Adapun untuk para suami, yang ada niat berpoligami, lalu melihat istrinya 'cemberut', dalam artian tidak nyaman. Bismillah, semoga tulisan ini juga bukan sok tahu.
Wahai para suami yang ingin berpoligami dengan alasan menjalankan Sunnah Rasul, jika Anda melihat ketidak nyamanan istri Anda. Sekali lagi maaf jika saya sok tahu, sebenarnya Anda sudah meninggalkan Sunnah Rasul yang lainnya. Yaitu, berlaku lembut terhadap istri.
Mohon direnungkan, apa makna pernikahan, jika dengan berpoligami, ketentraman, kenyamanan, kasih sayang, dan cinta itu semakin menjauh?
Lalu apa makna, mitsaaqan ghaliza, perjanjian berat, yang Anda ucapkan, jika ada seseorang yang terluka dalam hatinya?
Sekali lagi maafkan jika saya sok tahu, tidak berlebihan jika Ustadz Cahyadi Takariwan berkata, "Bahagiakan diri dengan satu istri."
Oleh itu, renungilah. Menikah poligamis, kata Ustadz Moh Fauzhil Adhim, meskipun boleh dengan niat menjaga diri agar tidak terjerumus ke dalam zina dan perselingkuhan.
Akan tetapi, lanjut beliau, alangkah bijaknya jika poligami ini, diniatkan dengan sebenar-benarnya niat, lebih cenderung untuk diarahkan menyelamatkan saudari kita yang menginjak 'sepuh', menolong janda-janda yang mengasuh anak yatim, dan atau untuk tujuan maslahat lainnya. Semisal, memperbanyak keturunan yang shalih-shalihah.
Jadi akhi, tulisan ini, maaf, bukan bermaksud saya mengharamkan yang halal. Demi Allah, saya meyakini poligami itu halal. Insya Allah dengan sidqunniyah, niat yang benar. Berpoligami atau pun tidak, akan baik-baik saja.
Akan tetapi, jangan sampai atas nama melakukan Sunnah Rasul, Anda meninggalkan Sunnah yang lainnya. Seperti mu'syarah bil ma'ruuf terhadap istri Anda.
Wallahu a'lam.
Pernikahan Dini
Diposting oleh
Unknown
di
16.05
Saya dikagetkan dengan pernyataan Menteri Yohana Yembise yang mengatakan, kekerasan anak akibat maraknya nikah dini.
Ah, entah saya yang bodoh atau ibu menteri yang terlalu jenius.
Saya kira, hancurnya sebuah rumah tangga, bukan diakibatkan nikah dini. Sebab, mau nikah dini kek, mau nikah dono kek, yang penting itu persiapan.
O iya, kata Rasul, siapnya seseorang menikah apabila sudah Ba'ah. Apa itu ba'ah? Sebagian ulama mengatakan, ba'ah adalah ia yang sudah bermampu untuk jima'. Nah!
Tahukah Anda? Imam Syafi'i, atau Syaikh al Qardhawy, mereka menikah di usia belasan. Dan kita tahu, mereka adalah ulama besar.
Jadi sebenarnya, bukan masalah umurnya, tapi masalah persiapannnya.
Ada yang menikah usia 20 tahun, tapi persiapannya dimulai dari usia 15 tahun, atau 5 tahun. Insya Allah berhasil.
Ada juga, yang menikah usia 30 tahun, tapi persiapan pada usia 29 tahun. Kemungkinan gagal.
Oleh itu sekali lagi, bukan nikah dininya, bukan masalah umurnya, tapi masalah persiapannya.
Adapun yang harus dipersiapkan, kata Ustadz Salim A. Fillah, adalah persiapan ruhiyah atau mental, ilmiyah-fikriyah atau ilmu dan intelektual, Jasadiyah atau fisik, Maadiyah atau material (ini yang bikin saya ngos-ngosan he), dan yang terakhir Ijtima'iyah (sosial).
Inya Allah, minimal mempersiapkan hal itu, pernikahan bisa barakah. Meski, menikah di usia dini sekalipun.
Saat ini, masih banyak orang tua yang takut anaknya nikah dini, termasuk ibu saya, karena alasan itulah, saya belum dapat izin untuk menikah he he.
Ya tapi wajar sih ibu saya belum ngizinin, usia saya kan baru 17, lahir 1991 (salah ngitung) grin emotikon
Padahal insya Allah, asal persia
Bila Pinangan Tak Kunjung Datang
Diposting oleh
Unknown
di
16.05
"Akhi...", curhat seorang akhwat, "Ana bukan tidak mau menikah, hanya saja, sampai saat ini belum ada yang mau meminang ana. Mungkin karena wajah, keluarga, atau diri ana yang jauh dari kata sempurna."
Bismillah... Duhai Anda, wanita yang usianya sudah di atas dua puluh, namun belum juga berjumpa dengan pangeran suci.
Entah, karena Allah belum mempertemukan, atau bahkan, karena tidak terpilih oleh dunia yang begitu jahat, yang kadang lebih mengutamakan keindahan fisik atau pun ketebalan harta.
Kita tahu, ada empat wanita yang akan menjadi ahli surga. Adalah ia Ibunda Maryam, Ibunda Asiah, Ibunda Khadijah, dan Ibunda Fathimah."
Dari ke-empat itu, hanya Ibunda Maryam yang tak memiliki suami. Apatah itu, menghambat beliau menuju surgaNya?
Tidak bukan?
Tidak bukan?
Maka di sini, jodoh itu seperti menyambut kematian, tugas kita bukan merisaukan, akan tetapi mempersiapkan.
Yah, seperti Bunda Maryam, meski saat tangis tak ada tangan gagah yang mengusap rerintik air matanya.
Meski saat terluka tak ada tubuh kuat yang menggendongnya.
Atau meski sesudah shalat tak bisa mencium tangan lelaki suci sehabis salam-nya.
Segala puji bagi Allah, Bunda Maryam tetap ikhtiar menjaga gaun kesuciannya, agar tidak terkotori oleh lelumpuran dosa dan maksiat.
Oleh itu, duhai Anda yang masih sendiri. Berdandanlah dengan memperbaiki akhlaq, mempercantik ucap, dan memperanggun kepribadian, untuk menyambut datangnya pangeran sucimu itu, dengan kereta taqwanya.
Ah, tetaplah berdandan, sekali pun pangeran itu tidak pernah diketahui, akan datang atau tidak.
Sebab jika hatimu cantik, seperti Bunda Maryam, insya Allah surga akan merindui kehadiranmu.
Dan kabar gembiranya, Anda duhai wanita shalihah, akan menjadi ratu di istana surga itu. Seperti ratu, percayalah, akan ada seorang raja gagah, tampan, dan shalih duduk di singgasana cintamu.
Maka berdoalah, Rabbi, segerai perjumpaan ini. Jika pun tak datang juga, sekali lagi, bidadari-bidadari surga sedang membersihkan istana surganya, guna menyambut dirimu, duhai Anda calon ratu di istana surga itu.
Jangan bersedih saudariku, Allah bersamamu, dengan ciuman ridhaNya. Dengan dekapan kasihNya. Dan dengan pelukan cintaNya smile emotikon
Allah, Maa Fii Qalbii Ghairullah; tiada yang lain di hatiku selain Allah, sepenuh cinta kiki emotikon
Untuk Adik Perempuanku
Diposting oleh
Unknown
di
16.04
Untuk Adik Perempuanku...
Adikku, Halimatussa'dyah, Zakiyah Maulida, dan si bungsu cantik Nisa Nurlatifah.
Adik-adikku tersayang, maafkan jika kakak selalu cerewat, melebihi cerewetnya Ummi, he he.
Tapi adek tahu kan? Kakak sayang banget sama adek.
Adikku, jika kalian berteman dekat, maka berteman dekat sajalah dengan para perempuan. Usah berbaur tanpa kepentingan dengan para lelaki. Ah, jangan salah paham adikku, boleh-boleh saja berteman. Tapi untuk curhat, berbagi keluh kesah, atau bahkan meminta ini itu, jangan ya dek!
Adek pernah sering dengarkan, ada istilah kakak-adikkan, TTM, HTS, dan sejenisnya walau bukan mahram? Demi Allah dek, tanpa kepentingan syar'i, Allah akan marah. Lagian adek punya kakak yang genteng dan baik ini, kan? (Sambil nyisir rambut) He he
Kakak siap kok jadi teman curhat adek smile emotikon
Kedua dek, pakai kerudungnya yah! Adek tak perlu takut tak terlihat cantik, sebab apalah artinya cantik di mata manusia, kalau Allah tidak suka.
Adikku, hijab adalah kain-kain cinta, pesona adek menyerbak dengan wewangian surga, jika adek taat pada perintah Allah.
Ketiga dek, kalau adek jatuh cinta. Maafkan kakak jika kakak gak bolehin adek pacaran. Demi Allah dek, sama sekali kakak tak bermaksud mengekang perasaan adek.
Tapi dek, jagalah hati, ikhtiarkan agar ketika jatuh cinta, simpan namanya di tangan saja, jangan di hati.
Sebab hati adek, adalah rumah yang boleh disinggahi oleh lelaki halal saja, suami adek, nanti.
Sendirilah dalam kesabaran, usah tergoda untuk berpacaran dek! Sungguh adek adalah Muslimah.
Dan janganlah, kata Allah, kalian mendekati zina.
Dek, memang cinta hadir sebagai anugerah, tapi terkadang dek, cinta juga hadir sebagai musibah.
Oleh itu adikku yang unyu-unyu, bersabarlah dahulu, sebab cinta sejati, hanya hadir setelah Allah merestui, yakni melalui pernikahan.
Nah, karena adek masih sekolah, belum memungkinkan tuk menikah. Tugas adek sekarang adalah memantaskan diri, percantik akhlaq, peranggun hati, dan perbaiki kepribadian.
Jangan lupa, kerjain PR-nya yah!. Adek harus rajin belajar.
Insya Allah dek, kelak Allah jodohkan adek dengan lelaki shalih dan baik.
Kaya kakak (sambil ngaca) he he
Kaya kakak (sambil ngaca) he he
Dek, maafkan kakak, atas nasihat yang mungkin tidak adek sukai. Tapi terkadang dek, nasihat itu seperti obat, memang rasanya pahit, tapi insya Allah menyembuhkan.
Udah dulu ya dek, semoga adik-adikku yang cantik ini, ada dalam ridha Allah.
Kakak?
Iya dek?
Kakak kapan nikah?
Lha kok, malah nanyain itu?
Adek jahat ih frown emotikon grin emotikon
Adek jahat ih frown emotikon grin emotikon
Doa Seorang Wanita...
Diposting oleh
Unknown
di
16.03
Ketika pinangan tak kunjung datang; Allah, ajarkan hamba tuk seperti Ibunda Maryam; meski sendiri, namun tetap berduaan denganMu.
Allah, ketika cinta dari seorang pemuda mengetuk-ngetuk hati ini; ajarkan hamba seperti Ibunda Fathimah, mencintai 'ali dalam diam; lalu pintu hati dibuka dengan tangan cinta; saat kumandang pernikahan bergema.
Allah, Kau Maha Tahu, kadang diri ini begitu centil menggodai seorang lelaki yang dicinta; maka ajarkan hamba seperti Zulaikha, taubatnya, membuat Engkau tersenyum lalu menyatukan cinta, yang dulu tercecer tumpah akibat dosa.
Allah, saat pinangan tak kunjung datang; ajari hamba tuk bersabar dalam nikmatnya penantian.
KepadaMulah, keluh ini bersandar; kepadaMulah, resah ini berpangku.
Allah, kabulkan pinta ini :')
Allah Bersama Kita
Diposting oleh
Unknown
di
16.02
"Ummi," tanyaku, "Kenapa ya, kok dunia seakan jahat banget? Rasa sepi, penghianatan, kebencian, bahkan luka dan kesedihan selalu menghampiriku."
"Nak, " kata Ummi, "Ummi tidak tahu, yang ummi tahu, Allah selalu bersama kita."
Rabbi, segala puji bagiMu
Allah, Ampuni
Diposting oleh
Unknown
di
16.01
Setiap hari, saat bincang ghibah yang dilontarkan, saat waktu shalat ditunda-tunda, saat diri sibuk bercanda dengan dia yang bukan mahram.
Ah, saat itulah aku sadar, dosa ini semakin menumpuk, maksiat ini semakin berlapis.
Allah, apakah Engkau mengampuniku?
Anda saja aku adalah Allah, tak sudi aku mengampuni kelakuanku ini.
Tapi itulah mengapa, Allah adalah Allah, dan aku adalah aku.
"Jangan bersedih," kata al Qarni, "Sesungguhnya Allah Maha Pengampun."
Rabbi, ampuni :')
Karena Wanita Ingin Dimengerti
Diposting oleh
Unknown
di
16.00
"Putraku," kata ummi, "Kamu jangan egois, menunggu ungkapan perasaan dari seorang perempuan padamu."
"Karena ketahuilah putraku, tentang perasaan, perempuan itu lebih mudah ber-isyarat daripada berkata- kata."
"Harusnya kamu tahu itu nak! Perempuan Allah lindungi dengan rasa malu, apalagi untuk hal yang berhubungan dengan perasaan."
"Jadi sekali lagi putraku, jangan pernah menunggu perempuan untuk mengungkapkan apa yang sedang dirasakannya, kamu harus mengerti isyaratnya."
"Mungkin, itulah salah satu alasan kenapa perempuan lebih suka laki-laki yang pengertian; agar hidupnya jauh lebih dimudahkan."
Teringat Mantan?
Diposting oleh
Unknown
di
15.59
"Mas Aby," seorang akhwat meng-inbox, "Kenapa yah, kok aku selalu teringat dengan mantan pacar, padahal aku sudah menikah."
"Entah mengapa," lanjut si akhwat, "Aku merasa biasa-biasa saja saat suamiku memberi perhatian. Tapi kok! Kalau mantanku yang memberi perhatian, walau sekedar menanyakan kabar, aku amat girang, bahagia rasanya."
Astaghfirullahal 'Adhiim, saya belum menjawab pesan itu, saya hanya bergumam...
"Tuh kan ane bilang juga apa, pacaran itu banyak madharatnya. Bukan, bukan masalah jadian, lalu bebep-bebepan, lalu putus, lalu galau, gantung diri deh di pohon toge."
Sekali lagi bukan hanya itu masalahnya, tapi kenangannya itu lho yang bikin resek, sulit dihilangkan.
Oleh itu, pacaran selalu dimulai dengan pengorbanan dan diakhiri saat ada korban. Sebelum Anda menjadi korbannya, baik kiranya diakhiri sekarang.
Oh ya, 'afwan yang nge-inbox tadi, jawabannya dibaca di buku saya aja yah, Nikmatnya Bersabar dalam Penantian, segera. Ini lagi ditulis.
Bukan somse ndak mau jawab yah, kalau sama mantan pacar aja anti Ge-er. Lha apalagi dapat balasan inbox dari Lee Min Hoo (Sambil ngaca) ha ha grin emotikon
Menangislah
Diposting oleh
Unknown
di
15.58
Menangis tak menyelesaikan masalah?,"
Kata siapa?, bagiku, air mata adalah bagian dari seorang insan. Sebab rerintik air mata adalah utusan hati tuk menyampaikan segala rasa. Baik luka maupun bahagia.
Seperti seorang ibu, tangisnya memecah saat mendengar tangisan bayinya yang baru lahir. Tangisan itu, bukan berarti kesedihan, kan?
Oleh itu menangislah! Tidak apa-apa, jika itu bisa membuat segala duka menjadi ringan terasa.
Air mata adalah bagian dari kita sebagai manusia.
"Putraku," kata ummi, "Jika kelak kau memiliki istri, lalu kau temui istrimu terseguk dalam tangisan. Usah kau menghapusnya, sebab seorang wanita, sesungguhnya tidak membutuhkan tangan tuk menghapus derai air matanya. Ia, seorang wanita, sebenarnya sedang membutuhkan bahu tuk bersandar, menemani rintik demi rintik air mata yang menghujan."
"Seperti ayahmu nak," kenang ummi, "Beliau, kalau ummi menangis, tak pernah menghapus air mata ummi, beliau hanya membelai rambut ummi, lalu mendekap erat. Tak terasa, ummi pun terlelap dalam kehangatan cinta."
"Ummi," saya menyela pembicaraan, "Di manakah tempat paling nyaman saat ummi menangis?"
Dengan senyum kecil ummi menjawab, "Di bahu ayahmu nak,"
Oleh itu, menangislah.... lalu setelah hujan tangismu reda, pastikan pelangi senyum membundar di keseharianmu.
Oh yah, saya juga sering menangis lho!
Yang bener Mas Aby? Kapan?
Ituuu.... waktu ditanyain kapan nikah, Hiks hiks... nyesek tahu! He he... grin emotikon
Ibu
Diposting oleh
Unknown
di
15.58
bu; saat kita melempar ia dengan bebatuan luka; ia balas dengan menjantuhkan bebuahan cinta.
Ibu; kasihnya adalah angin, menghembus setiap saat; walau kita tutup dengan jendela kedurhakaan; ia tetap menyusup melalui sela-sela kecil, tuk tetap hembuskan kasih sayangnya.
Ibu; cintanya seperti kayu, rela dibakar dengan kelelahan; agar sang kayu mengunggun lalu menghangatkan sang putra.
Ibu; satu kata berjuta cinta. Darinyalah, bumi senantiasa melahirkan manusia.
Duhai burung, izinkan aku meminjam sayap-sayapmu. Aku ingin terbang mengitari cakrawala tuk mencari mutiara, sebagai hadiah bagi ibuku.
"Tidak nak, Ibu hanya ingin satu hal saja darimu."
"Apa itu bu?"
"Jadilah engkau dengan keshalihanmu, menjadi perahu tuk ibu tumpangi, agar bisa berlabuh di keridhoan Ilahi."
Ibu; seandainya seluruh manusia di dunia, dari Adam sampai sekarang berkumpul, lalu semuanya mengucapkan kalimat 'Terima Kasih'
Niscaya itu semua hanyalah setetes balasan yang diambil, dari samudera pengorbanan seorang ibu.
Ibu, terima kasih. Ibu, maafkan...
Jaga Hafalanmu Ya Nak!
Diposting oleh
Unknown
di
15.56
Hari ini, saya mengantar dek Mukhlis untuk lomba tahfizh Quran... Alhamdulillah, anak usia 10 tahun ini sudah hafal 5 Juz.
Ia, menjuarai lomba tahfidz tingkat kabupaten itu. Saat masing-masing para pemenang naik ke panggung untuk menerima hadiah. Masing-masing mereka, juara dua dan tiga didampingi orang tuanya.
Hanya dek Mukhlis, juara pertama hanya seorang diri.
"Ustadz," katanya, "antar Mukhlis ke panggung yuk!,"
"Ayuk sayang, tapi orang tua Mukhlis kemana?"
Dengan senyum sambil menunduk ia berkata, "Mereka sudah bercerai ustadz."
Saya tidak menjawab, saya langsung memeluk Mukhlis dengan erat.
"Nak, jaga hafalanmu yah!" kataku sambil mengelus pundaknya.
Bahwa Engkau Seorang Muslim
Diposting oleh
Unknown
di
04.50
Jumat, 13 Februari 2015
eperti Musa yang tak bertanya mengapa harus memukul lautan; seperti Nuh yang tak bertanya mengapa harus membuat kapal besar; seperti Ibrahim yang tak bertanya mengapa harus menyembelih Ismail; atau seperti Muhammad yang tak bertanya mengapa harus berhijrah...
Maka seperti itu pula, Anda tak perlu bertanya mengapa harus berhijab, mengapa harus menjauhi pacaran, atau mengapa harus taat pada Allah.
Karena sadarilah, bahwa engkau seorang Muslim
Inilah Puasa Syahwatku
Diposting oleh
Unknown
di
04.49
Saat pagi tak ada yang ngingetin sarapan; saat sakit tak ada yang ngingetin minum obat; dan saat malam tak ada yang ucapin 'met bobo'
kelak, aku akan menceritakan saat-saat ini padamu duhai jodohku,
Bahwa... inilah puasa panjang syahwatku; kau tahu? Nikmatnya bersabar dalam penantian
Aku Rindu Ia....
Diposting oleh
Unknown
di
04.48
Adalah ia, wanita shalihah yang kelak menjadi madrasah cinta bagi anak-anaknya, menjadi telaga kasih bagi suaminya.
Kesantunan rangkai ucapnya, ketaatan bingkai lakunya, dan kebaikan helai akhlaqnya menjadi firdaus yang keindahanya tak sanggup tertembus oleh mata, ia tertembus oleh hati hingga melahirkan senyuman dari rahim cinta.
Adalah ia, wanita shalihah yang menghidangkan cicipan-cicipan surga sepagi sepetang bagi raja tergagah bernama suami, sesiang semalam bagi prajurit kecil bernama anak-anak.
Setiap tuturnya menjadi melodi menyejukan, setiap gerak lakunya menjadi irama menghangatkan, dan setiap akhlaqnya menjadi istana membahagiakan.
Sudahkah ? Sudahkah engkau menjadi wanita solehah
Yah. Sesungguhnya bidadari kalah anggun denganmu, duhai kau wanita shalihah
Hanya Menyerbak di Taman Pelaminan
Diposting oleh
Unknown
di
04.48
Seperti bunga, cinta sejati takkan mampu menyembunyikan semerbak wanginya
Eksistensi cinta ada dalam kelembutan, perbaikan diri, dan keshalihan.
Cinta yang dilalui dalam maksiat, persis seperti mawar yang dipotong hanya untuk sang kekasih dengan ucapan, "Be My Valantine".
Cinta dalam maksiat, hanya melayukan sang mawar.
Cinta itu tercerabut dari tangkai kesucian, lalu menjadi bunga yang mungkin sesaat merona, harum, dan nampak indah.
Ah, hanya sesaat.
Ah, hanya sesaat.
Aduhai kasihan sekali si bunga itu, setelahnya ia masuk tong sampah, atau disimpan sebagai pajangan layu.
Rabbi, istiqamahkan hamba tuk setia di jalanMu.
Mawar cinta ini, hanya akan menyerbak di atas taman pelaminan. Sepenuh cinta smile emotikon
Sudah Saya Bilang
Diposting oleh
Unknown
di
04.47
Aku melihat wajah itu murung, betapa berat senyuman di wajahnya menukil, di pipinya terus mengurai rintik-rintik air mata, ditemani dengan suara seguk-seguk yang keluar dari bibir lusuhnya.
Dia, adalah seorang yang dulunya berjumpa dengan sesosok insan yang menjadi labuhan segala keluh kesah. Perhatian, rayuan, sapaan, sentuhan, bahkan pelukan sang insan itu menjadi bayang kenangan yang tak bisa ditepis olehnya.
Insan itu, kini hanyalah kekasih yang berubah nama menjadi 'mantan'. Alangkah nestapa memang, saat sang mantan itu kini terbahak ceria bersama kekasih barunya. Lebih nestapa, ternyata kekasih barunya lebih baik dari dirinya. Aduhai lebih lebih nestapa lagi, ia melihat kebahagiaan sang mantan dengan mata yang berkaca, merintik bersama kenangan.
Duhai kau, ijinkan aku mengucapkan belasungkawa atas kegalauanmu itu. Ah, sudah ada dalam Al Quran perihal terlarangnya pacaran, sudah tertulis dalam hadist tentang haramnya khalwat, sudah terdengar ribuan nasihat tentang bahayanya virus cinta semu.
Tapi kau, duh!, tetap saja bermain di atas perasaan tanpa logika, tanpa iman.
Maka bagaimanakah aku mengasihanimu?
Sudah yah! Jangan lagi menangis, semoga ini bisa menjadi pelajaran berharga bagimu. Sungguh, tak ada cinta sejati sebelum pernikahan.
Ada Seseorang
Diposting oleh
Unknown
di
04.46
Ada seseorang... Nulis status, lalu berharap dilike, dan lalu berharap juga dikomentari.
Ada seseorang... Selfi setiap hari, jepret sini jepret sana, lalu dipajang di medsos, berharap ada perhatian atau minimal komentar.
Ada seseorang... intipin profil mantannya, gebetannya, atau sesekali membaca motivasi 'mario teguh' untuk mengobati hatinya.
Dari ketiga orang tersebut, saya bertanya.... kalian kenapa?
Serempak mereka menjawab; "Kami sedang kesepian"
Aduhai ikhwah... sesiapa yang tak menyibukan diri dengan ibadah, maka ia akan disibukan dengan rasa sepi. smile emotikon
Atas Nama Cinta
Diposting oleh
Unknown
di
04.45
Atas nama cinta, kehormatan diri ditukar dengan sepucuk bunga.
Atas nama kasih sayang, kemuliaan dibarter dengan sebungkus coklat.
Rabbi, selamatkan hamba, dan para muda mudi Muslim dari tipu daya kaum kuffar.
Nikmatnya Bersabar dalam Penantian
Diposting oleh
Unknown
di
04.45
Duhai hati yang masih sendiri, bersabarlah dalam penantianmu, usah kau tergoda dengan rayuan cinta semu.
Kau tahu? Puasa syahwatmu, akan dibalas dengan hidangan bahagia, saat suara ijab qabul tertabuh.
Maka mereka yang berjalan di jalan Allah, akan jumpa dengan nikmatnya keluarga barakah.
Mungkin saja suatu malam, menjelang pagi barangkali, engkau segera terbangun padahal sedang menikmati mimpi. Lalu, keningmu dicium oleh seorang pangeran suci.
Ketika kau terbangun, tanganmu langsung mengocek-ngocek mata, lalu kau melihat pangeran suci itu mengenakan kopiah, sorban dan sarung.
Dengan mesra ia berkata, "Duhai sayang... Shalat yuk!"
Semoga kesabaranmu, menjadi jembatan jumpanya dirimu dengan pangeran suci. Seorang suami yang shalih. smile emotikon
Ada Dua Orang
Diposting oleh
Unknown
di
04.44
Ada dua orang, saling unfriend, saling blokir, bahkan saling menjelek-jelekan satu sama lain.
Ada dua orang, saat bersapa menjadi kikuk, malu, buang muka, senyum-senyum ilfiel, atau bahkan balik badan saling menghindar.
Ada dua orang, sesekali saling intip profil, nanyain kabar pada temannya, atau memandang barang yang dihadiahi dulu kala.
Ada dua orang, saling hapus kontak, tak lagi berkomunikasi, atau bahkan menjadi musuh abadi.
Lalu.... saya tanya, kalian berdua kenapa sih?
Mereka menjawab, dulu kami berpacaran.... dan akhirnya kami putus.
Duh! Andai saja kalian tidak saling mengungkapkan perasaan sebelumnya, mungkin saat ini kalian bisa menjadi teman baik, bersapa biasa-biasa saja, dan tidak harus mengingat banyak kenangan saat berjumpa.
Ah, sudah saya bilang... tak ada cinta sebelum pernikahan. Sungguh, perasaan yang diungkapkan bukan pada waktunya, hanya akan membuat hubungan sesama menjadi berantakan.
Saat Ini....
Diposting oleh
Unknown
di
04.44
Saat ini, aku tidak sedang bertanya apakah jodohku baik, apakah rizqiku banyak, atau apakah hidupku bahagia. Tidak!
Saat ini, aku sedang bertanya, "Apakah Allah mengampuni dosaku?"
Mendekati Cinta Allah
Diposting oleh
Unknown
di
04.43
"Aku putus cinta; Aku ditolak cinta; Aku dihianati cinta."
Duhai.... Allah ingin agar kita kembali mencintai-Nya, maka dengan itu.... Allah mengambil cinta-cinta selain-Nya dari kehidupanmu.
Beruntunglah, ia yang ditinggalkan cinta semu, lalu berlari mendekati cinta Allah.
Kata Ummi
Diposting oleh
Unknown
di
04.42
"Putraku...", Kata ummi, "Jika hendak mencari pendamping. Maka janganlah hanya mencari ia yang bisa menjadi istri terbaik saja untukmu."
"Tapi, carilah ia yang bisa menjadi ibu terbaik bagi anak-anakmu"
Untuk Sebuah Nama
Diposting oleh
Unknown
di
04.42
Untuk sebuah nama di Lauh Mahfuzh sana; Jaga... imanmu baik-baik yah!
Biarkan bait-bait do'a ini, sebagai utusan hati tuk ungkapan segala rindu.
Allah, segerai perjumpaan ini
Langganan:
Postingan (Atom)
Total Pageviews
Popular Posts
-
Kisah dari kejadian nyata, dikutip dari tulisan Ustadz Zulfi Akmal **** Aku sudah lulus dari kuliah dan sudah mendapatkan pekerjaan ...
-
Kesolehan seorang Hasbi membuat Logika kalah bertarung dengan cinta, Hani semakin mantap untuk mengungkapkan rasa pada Hasbi. Ia ungkap...
-
Ada dua orang, saling unfriend, saling blokir, bahkan saling menjelek-jelekan satu sama lain. Ada dua orang, saat bersapa menjadi kikuk,...
-
Untuk sebuah nama di Lauh Mahfuzh sana; Jaga... imanmu baik-baik yah! Biarkan bait-bait do'a ini, sebagai utusan hati tuk ungkapan s...
-
"Putraku...", Kata ummi, "Jika hendak mencari pendamping. Maka janganlah hanya mencari ia yang bisa menjadi istri terbaik s...
-
Aku melihat wajah itu murung, betapa berat senyuman di wajahnya menukil, di pipinya terus mengurai rintik-rintik air mata, ditemani dengan...
-
Menangis tak menyelesaikan masalah?," Kata siapa?, bagiku, air mata adalah bagian dari seorang insan. Sebab rerintik air mata adala...
-
Saat pagi tak ada yang ngingetin sarapan; saat sakit tak ada yang ngingetin minum obat; dan saat malam tak ada yang ucapin 'met bobo...
-
Saat ini, aku tidak sedang bertanya apakah jodohku baik, apakah rizqiku banyak, atau apakah hidupku bahagia. Tidak! Saat ini, aku sedang...
-
Sayang sekali, sebenarnya kamu itu cantik. Namun saat ragamu tersentuh sembarang lelaki, kecantikanmu menjadi memudar. Bagai segumpal awa...
Pages
Diberdayakan oleh Blogger.
About Me
- Unknown
Blogroll
Blogger templates
Blogger templates
Blogger news
Popular Posts
-
Kisah dari kejadian nyata, dikutip dari tulisan Ustadz Zulfi Akmal **** Aku sudah lulus dari kuliah dan sudah mendapatkan pekerjaan ...
-
Kesolehan seorang Hasbi membuat Logika kalah bertarung dengan cinta, Hani semakin mantap untuk mengungkapkan rasa pada Hasbi. Ia ungkap...
-
Ada dua orang, saling unfriend, saling blokir, bahkan saling menjelek-jelekan satu sama lain. Ada dua orang, saat bersapa menjadi kikuk,...
-
Untuk sebuah nama di Lauh Mahfuzh sana; Jaga... imanmu baik-baik yah! Biarkan bait-bait do'a ini, sebagai utusan hati tuk ungkapan s...
-
"Putraku...", Kata ummi, "Jika hendak mencari pendamping. Maka janganlah hanya mencari ia yang bisa menjadi istri terbaik s...
-
Aku melihat wajah itu murung, betapa berat senyuman di wajahnya menukil, di pipinya terus mengurai rintik-rintik air mata, ditemani dengan...
-
Menangis tak menyelesaikan masalah?," Kata siapa?, bagiku, air mata adalah bagian dari seorang insan. Sebab rerintik air mata adala...
-
Saat pagi tak ada yang ngingetin sarapan; saat sakit tak ada yang ngingetin minum obat; dan saat malam tak ada yang ucapin 'met bobo...
-
Saat ini, aku tidak sedang bertanya apakah jodohku baik, apakah rizqiku banyak, atau apakah hidupku bahagia. Tidak! Saat ini, aku sedang...
-
Sayang sekali, sebenarnya kamu itu cantik. Namun saat ragamu tersentuh sembarang lelaki, kecantikanmu menjadi memudar. Bagai segumpal awa...
Blog Archive
-
▼
2015
(34)
-
►
Maret
(19)
- Duhai lelaki sholeh..... Aku hanya wanita akhir...
- Jodohku, Afwan Jika Kau Lelah Menanti
- Bukannya Tugasmu Adalah Ibadah?
- Tak Ada Cinta Sejati Sebelum Pernikahan
- Perawan Tua
- Wanita yang 'Nembak' Duluan
- Tentang Aswaja
- Poligami, Renungan untuk Para Suami
- Pernikahan Dini
- Bila Pinangan Tak Kunjung Datang
- Untuk Adik Perempuanku
- Doa Seorang Wanita...
- Allah Bersama Kita
- Allah, Ampuni
- Karena Wanita Ingin Dimengerti
- Teringat Mantan?
- Menangislah
- Ibu
- Jaga Hafalanmu Ya Nak!
-
►
Maret
(19)