Pernikahan Dini

Senin, 09 Maret 2015
Saya dikagetkan dengan pernyataan Menteri Yohana Yembise yang mengatakan, kekerasan anak akibat maraknya nikah dini.
Ah, entah saya yang bodoh atau ibu menteri yang terlalu jenius.
Saya kira, hancurnya sebuah rumah tangga, bukan diakibatkan nikah dini. Sebab, mau nikah dini kek, mau nikah dono kek, yang penting itu persiapan.
O iya, kata Rasul, siapnya seseorang menikah apabila sudah Ba'ah. Apa itu ba'ah? Sebagian ulama mengatakan, ba'ah adalah ia yang sudah bermampu untuk jima'. Nah!
Tahukah Anda? Imam Syafi'i, atau Syaikh al Qardhawy, mereka menikah di usia belasan. Dan kita tahu, mereka adalah ulama besar.
Jadi sebenarnya, bukan masalah umurnya, tapi masalah persiapannnya.
Ada yang menikah usia 20 tahun, tapi persiapannya dimulai dari usia 15 tahun, atau 5 tahun. Insya Allah berhasil.
Ada juga, yang menikah usia 30 tahun, tapi persiapan pada usia 29 tahun. Kemungkinan gagal.
Oleh itu sekali lagi, bukan nikah dininya, bukan masalah umurnya, tapi masalah persiapannya.
Adapun yang harus dipersiapkan, kata Ustadz Salim A. Fillah, adalah persiapan ruhiyah atau mental, ilmiyah-fikriyah atau ilmu dan intelektual, Jasadiyah atau fisik, Maadiyah atau material (ini yang bikin saya ngos-ngosan he), dan yang terakhir Ijtima'iyah (sosial).
Inya Allah, minimal mempersiapkan hal itu, pernikahan bisa barakah. Meski, menikah di usia dini sekalipun.
Saat ini, masih banyak orang tua yang takut anaknya nikah dini, termasuk ibu saya, karena alasan itulah, saya belum dapat izin untuk menikah he he.
Ya tapi wajar sih ibu saya belum ngizinin, usia saya kan baru 17, lahir 1991 (salah ngitung) grin emotikon
Padahal insya Allah, asal persia

0 komentar:

Posting Komentar