Kau, sebuah nama yang tertulis untukku di Lauh Mahfuzh. Afwan, jika sampai detik ini aku belum jua datang untuk menggenapkan hati kita dalam ikatan suci.
Kau, segalanya mungkin kau sudah siap. Tapi... akunya yang belum siap, kau tahu aku seorang lelaki kan?, yah... ada banyak hal yang harus kusiapkan agar pernikahan yang di gelar dapat menjadi sejarah cantik, semuanya harus matang baik dari segi ruhaniyah, 'ilmiyah, jasadiyah, maaliyah, dan jama'iyah. Entah, aku merasa belum matang dalam hal itu semua, walau aku tahu bahwa pernikahan memang untuk belajar. Ya Allah, jauhkan hamba dari godaan setan. Sebab mungkin, menunda-nunda ini adalah jebakan setan jua.
Duhai kau jodohku, Afwan jika karenaku kalu resah dan lelah dalam terik penantian. Ku mohon bersabarlah, jangan membuatku cemburu di suatu saat nanti, saat kekosongan hatimu kini diisi dengan lelaki lain. Aku pasti cemburu, tapi bukan hanya aku yang cemburu duhai, Allah juga akan cemburu karenanya. Maka ku mohon bersabarlah, jaga baik-baik izzah-mu, rawat baik-baik iffah-mu.
Duhai kau yang kelak jadi ibu dari putra-putriku. Di kesendirianmu ini, isilah dengan berbakti pada orang tuamu, agar kelak anak-anak kita juga berbakti pada kita. Dan kau, isilah kesendirianmu dengan sibuk mencari 'ilmu, sebab di tanganmulah akan lahir generasi-generasi Rabbani. Kau tahu sendiri kan?, pernikahan kita kelak bukan sekedar mengusir kesendirian. Lebih dari itu, kita akan lahirkan prajurit-prajurit Ilahi untuk menebarkan agamaNya.
Duhai kau, jangan marah yah. Jika sampai sekarang aku belum berani temui ayahmu, sekali lagi ada banyak pertimbangan yang sedang berdebat dalam batinku. Kau tak perlu tahu, nanti ku ceritakan di malam pengantin okey he he.
Intinya duhai jodohku. Tetaplah kau berjalan di jalan cinta perindu surga. Di jalan Allah. Aku, juga sedang ikhtiar di jalan ini. Tahukah kau duhai jodohku?, jika jalan kita sama, insya Allah kita akan berjumpa di satu titik. Dalam dekapan cinta-Nya.
Afwan yah jika lama menanti, tunggu aku dirumahmu. Dan, ku harap ada Allah dihatimu. Sepenuh cinta.
0 komentar:
Posting Komentar