"Mas Aby," seorang akhwat meng-inbox, "Kenapa yah, kok aku selalu teringat dengan mantan pacar, padahal aku sudah menikah."
"Entah mengapa," lanjut si akhwat, "Aku merasa biasa-biasa saja saat suamiku memberi perhatian. Tapi kok! Kalau mantanku yang memberi perhatian, walau sekedar menanyakan kabar, aku amat girang, bahagia rasanya."
Astaghfirullahal 'Adhiim, saya belum menjawab pesan itu, saya hanya bergumam...
"Tuh kan ane bilang juga apa, pacaran itu banyak madharatnya. Bukan, bukan masalah jadian, lalu bebep-bebepan, lalu putus, lalu galau, gantung diri deh di pohon toge."
Sekali lagi bukan hanya itu masalahnya, tapi kenangannya itu lho yang bikin resek, sulit dihilangkan.
Oleh itu, pacaran selalu dimulai dengan pengorbanan dan diakhiri saat ada korban. Sebelum Anda menjadi korbannya, baik kiranya diakhiri sekarang.
Oh ya, 'afwan yang nge-inbox tadi, jawabannya dibaca di buku saya aja yah, Nikmatnya Bersabar dalam Penantian, segera. Ini lagi ditulis.
Bukan somse ndak mau jawab yah, kalau sama mantan pacar aja anti Ge-er. Lha apalagi dapat balasan inbox dari Lee Min Hoo (Sambil ngaca) ha ha grin emotikon
0 komentar:
Posting Komentar