Para Pembenci Dengarkanlah.. !

Kamis, 22 Mei 2014

Saat ada orang yang menjelek-jelekan aibku didepan orang lain hati ini begitu sakit, ingin marah, ingin membentak, ah.. seandai saja aku tidak punya rasa malu mungkin sudah melemparkan kata kotor dan sumpah serapah didepan wajahnya.

Tapi kusadar hal itu tak perlu, paling tidak aku tahu bahwa rasanya digituin sangat sakit, sehingga aku akan berusaha untuk tidak melakukan hal serupa.

Bagi para pembenci dengarkanlah....!

Kejelakanku yang sedang kau sebarkan sebenarnya tidak seberapa, sejujurnya aku lebih buruk dari yang kau kira. Tapi terimakasih engkau telah bersedia membuka aibku, paling tidak aku sudah "menginfakan Dosaku" agar dipikul olehmu.

Bagi para pendengki dengarkanlah...!

Maafkan aku jika tidak memberi cinta dihatimu, bukan ku tak mau memberi, bukan.. sama sekali bukan !, Tapi saat kutengok ternyata ruang hatimu terlalu sesak dengan kebencian, sehingga tak ada ruang bagiku untuk sekedar menyimpan cinta.

Bagi para pencaci dengarkanlah....!

Aku berterimakasih engkau bersedia menampakan aibku disaat aku tidak menemukannya, jika kau benar semoga Allah mengampuniku. Namun jika kau salah semoga Allah menuntunmu menuju jalan yang lebih baik, jalan dimana tidak ada kata-kata keji dilisanmu, jalan dimana tak ada ucapan nista dimulutmu.

Sahabat.... Berikan sekuntum senyuman bagi para pembenci, sadarkan mereka betapa indahnya sebuah senyuman, Pahamkan mereka betapa anggunnya sebuah persaudaraan. 

www.izzuddincenter.blogspot.com
1

Syukuri Pekerjaaanmu Hari Ini

Selasa, 20 Mei 2014
Lelah karena bekerja ternyata tidak seberapa saat lelah karena tidak melakukan apa-apa. Banyak tidur, banyak melamun, banyak murung, semua itu walau tanpa bergerak tetapi begitu melelahkan.

Sulit karena bekerja ternyata tidak seberapa saat sulit karena tidak memiliki uang atau gaji. Banyak hutang, ingin ini ingin itu tak tercapai, bahkan untuk ibadah semisal infak pun agak susah. semua itu membuat hidup terasa pahit. bukan cinta dunia, tapi kita harus memahami sebuah realitas.

Malu karena menjadi buruh tidak seberapa saat malu ketika menjadi peminta-minta, atau sana sini cari pinjaman, atau nungggu pemberian ortu Sangat memalukan saat kita menjadi beban bagi orang lain.

Maka yang sudah bekerja syukurilah pekerjaanmu hari ini, bersemangatlah mencapai prestasi, nikmati saja kelelahannya.sadarilah tidak ada pekerjaan yang nikmat, karena kita sedang bekerja didunia bukan disyurga.

Berbicara Cinta Tidak Harus Melulu Tentang Kekasih

Ada diri sendiri yang harus dicintai, sehatkan raga, perbaiki hati, lejitkan potensi, dan ciptakan prestasi. Jangan biarkan diri ini semakin bodoh, semakin jahat, atau semakin tak bermanfaat. Rawatlah diri sendiri dengan cinta !

Ada orang lain yang juga harus dicintai, orang tua, guru-guru, sahabat-sahabat, fakir miskin, anak yatim dsb. maka tuliskan puisi kebaikan untuk mereka, agar hatinya menjadi tentram, nyaman dan aman. Hingga saat kau pergi meninggalkn dunia ini, mereka menangis histeris karena kehilangan, sedang engkau tersenyum indah menjembut syurga kebahagiaan.

Namun yang paling utama, cinta bagai air sungai yang bermuara kepada satu titik. maka segala bentuk cinta harus dimuarakan kepada sang maha cinta, Allah SWT. Jika sebentuk cinta tidak disematkan karena-Nya, maka hidup akan hampa, engkau akan tersengat panasnya terik kesedihan, engkau jua akan tertusuk dinginnya angin peneyesalan. Engkau bagai tersesat digurun sahara. Bagimu akan sulit menemukan oase kebahagiaan.

Maka sekali lagi, saya menulis cinta, cinta, cinta dan cinta melulu bukan sedang membicarakan tentang kekasih, tapi itulah.. Hidup adalah cinta, maka segala nafas harus memilki sebongkah cinta. Lalu sematkan "Karena Allah" didalamnya.

Carilah Cinta Sesusai Kebutuhan, Bukan Keinginan !


Hendaknya kita sadar bahwa keinginan mencintai berbeda dengan kebutuhan mencintai, seperti anak yang merengek meminta permen, walau tak diberi permen pun tak akan menjadi masalah besar, itulah keinginan. berbeda dengan ketika ada orang yang tenggelam kemudian meminta pelampung, maka jika pelampung tak diberi ia akan mati tenggelam, itulah kebutuhan. sangat berbeda bukan ?

Maka dalam cinta pun yang paling utama adalah mencari dia yang kita butuhkan, bukan dia yang kita inginkan.

Mungkin kita ingin pasangan yang cakep, kaya atau terhormat. sadarilah bahwa itu hanyalah sebuah keinginan, bukan kebutuhan. karena sifatnya sementara. akan ada saatnya dia tidak cakep lagi, akan ada waktunya dia tidak kaya lagi, dan akan ada masanya dia tidak terhormat lagi.

Maka carilah cinta sesuai kebutuhan, engkau ingin disayang maka carilah pendamping yang santun ucapannya, engkau ingin dilindungi maka carilah pendamping yang besar tanggung jawabnya, engkau ingin dihormati maka carilah pendamping yang luas kebaikannya, sesuai kebutuhan masing-masing.

Namun pada intinya, seluruh manusia memiliki cita-cita berbahagia ditempat keabadian. maka otomatis engkau harus mencari seseorang yang mampu menuntunmu menuju tempat keabadian itu. Syurga.

Bukan Ayat Ayat Cinta 4

Senin, 19 Mei 2014


Telapak kaki Fauzi sampai disebuah rumah, betapa kagetnya Fauzi, saat rumah itu adalah rumah Zaskia, yang ternyata ia baru sadar bahwa zaskia adalah putri Kiayi Syamsudin. Fauzi duduk dengan tenang menghadap Sang Kiayi. “Zaskiaaaa, sini nak !”, teriak Sang Kiayi. “Iya Abaaah, sebentaaar “, ucap Zaskia.

Selangkah demi selangkah Zaskia menuju ruang tamu, wajah zaskia begitu cantik waktu itu, kerudungnya yang bermotif ungu muda dengan bros bunga melambangkan keanggunan, gamisnya yang menjulur santun melambangkan kesolehahan, dan raut wajahnya yang mempesona melambangkan kecantikan , ia bagaikan cleopatra abad ini.

Namun seperti biasa, secantik apapun wanita yang ada dihadapannya tidak membuat seorang Fauzi terpesona, ia hanya tersenyum kecil dan tetap tertunduk menandakan kuatnya keimanan seorang Fauzi.

“Assalamualkum Akhi”, sambut Zaskia, “Waalaikmsalm”, jawab Fauzi dengan singkat.

“Nah.. ini akhwat yang saya maksud anak muda”, ucap Kiayi Syamsuddin mengawali pembicaraan.”O iya pak Kiayi, kalau Zaskia saya udah kenal, kebetulan Zaskia adalah pelanggan Nasgor saya”, kata Fauzi. “Gimana anak muda, kamu bersedia bertaaruf untuk selanjutkan diteruskan ke jenjang pernikahan dengan Zaskia ini ?”, tanya sang Kiayai.”Tapi pak Kiayi..”, jawab Fauzi. “Tapi kenapa anak muda ?” tanya Pak Kiayi lagi.

Sebelum menjawab pertanyaan itu datanglah Fitri sang pembantu membawakan minum dan makanan ringan , “Diminum mas”, ucap Fitri.”O iya makasih”, kata Fauzi.

“Anak muda, lanjutkan jawaban kamu, bisakah menikah dengan Zaskia”, tanya Kiayai lagi. Sebelum menjawab datang anak-anak fitri berlarian menuju ruang tamu.”Waaaah ada mas ganteeeeeng”, kata Zahra anak fitri dengan nada polos.”Hus gak boleh gitu Zahra”, tegur Fitri. Spontan tangan Fauzi langsung merangkul Zahra yang memang begitu lucu-lunya, Fatih anak pertama Fitri pun ikut duduk disamping Fauzi.

Melihat pemandangan itu Fitri langsung keluar, ia menangis terisak isak. Ia teringat almarhum suaminya dulu yang ketika anak-anaknya nakal suaminya tidak pernah marah, suaminya selalu merangkul Zahra dan Fatih dengan penuh kehangatan.

Obrolan antara Fauzi dan Pak Kiayi pun dilanjutkan, Zaskia hanya terdiam menyimak. “Jadi bagaimana anak muda ?” kata pak Kiayi, dengan wajah yang sedikit meneyesal Fauzi berkata.”Maaf pak Kiayi, saya tidak bisa menikah dengan Zaskia”

Mendengar jawaban itu hati Zaskia begitu hancur, hatinya luluh lantah  melebihi luluh lantahnya kota Hiroshima dan Nagasaki oleh bom atom, atau luluh lantahnya gedung WTC New York oleh serangan mematikan, atau banda Aceh yang luluh lantah oleh tsunami yang dahsyat.

Jiwanya tercabik-cabik, ia terbesit pedang ketidak percayaan. Harapan Zaskia untuk merajut mahligai sakinah bersama Fauzi pupus sudah.

“Apa ?, kamu menolak Zaskia, apa alasanmu anak muda ?”, tanya sang Kiayi.”Maaf sebelumnya pak Kiayi, Zaskia. Alasannya karena saya mencintai wanita lain”, jawab Fauzi dengan sedikit merasa bersalah. “O yah, siapa wanita itu ?”, tanya Zaskia.” Sebelum menjawab pertanyaan itu saya harus jelaskan, tujuan saya menikah bukan sekedar karena ada rasa cinta, tujuan saya menikah juga bukan karena adanya kebutuhan biologis, tujuan saya menikah adalah untuk mendapat kebaikan. Jika saya menikah dengan Zaskia mungkin saya hanya mendapat satu kebaikan, tetapi jika saya menikah dengan wanita itu insha allah saya mendapat tiga kebaikan”, Fauzi memberi penjelasan.

“Akhi, tolong  jawab siapa wanita itu ?”, tanya Zaskia dengan raut penasaran. “Saya tidak kenal siapa namanya”, jawab Fauzi.”Lho kok gak kenal ?”, tanya Kiayi Syamsuddin yang juga sedikit penasaran.”Saya gak kenal nama wanita itu, tetapi yang pasti... wanita itu adalah ibu dari anak-anak ini”, jawab Fauzi sambil mengusap rambut Zahra dan memeluk Fatih.

“Apa ?, maksud kamu pembantu saya, Fitri ?”, tanya sang Kiayi.”Iya pak Kiyai” jawab fauzi dengan raut wajah yang memberi pesan permohonan maaf.

“Jadi kamu mencintai Mbak fitri ?”, tanya Zaskia. Fauzi mencoba menjawab dengan halus. ”Iya, saya mencintai fitri karena kegigihannya mendidik dan menghidupi kedua anaknya, ia mengingatkan ku dengan kegigihan bunda Siti Hajar yang berlari dari Sofa ke Marwah demi mencari minum untuk anaknya Ismail, itulah yang membuat aku jatuh cinta pada Fitri ini”

“lalu apa maksud kamu anak muda, mengatakan bahwa menikah dengan Zaskia hanya mendapat satu kebaikan, sedang denga Fitri tiga kebaikan ?”, tanya pak Kiayi.

Fauzi menjawab.“Begini pak Kiayi, jika saya menikah dengan Zaskia mungkin saya hanya mendapat kebaikan karena telah menjalankan sunnah Nabi, namun jika saya menikah dengan Fitri saya insha Allah mendapat tiga kebaikan. Pertama kebaikan karena telah menjalankan sunnah Nabi, Kedua kebaikan karena telah mengembalikan Fitri kepada tugasnya sebagai istri dan Ibu yang menjadi tulang rusuk, bukan menjadi tulang punggung. Dan yang ketiga kebaikan karena saya akan menjadi Ayah bagi anak yatim ini, mereka butuh kehangatan seorang Ayah, saya ingin mendidik dan mnghidupi mereka, agar kelak menjadi generasi robbani”

Seketika tangisan Zaskia pecah, dengan penuh ketulusan Zaskia berkata “Masha Allah, demi Dzat yang menciptkan cinta dari rahim kebaikan, demi Dzat yang menerbitkan kasih dari ufuk kesolehan, saya ikhlas Engkau menikah dengan Mbak Fitri. Saya tidak merasa sakit hati, justru inilah kisah yang mengajarkan saya. Bahwa cinta bukan sesuatu yang harus memiliki, tetapi cinta adalah sesuatu yang harus meneduhi. Dan sungguh... kebaikanmu bagai pohon rindang yang meneduhi seorang janda, dan meneduhi anak yatim”

Fitri mendengar pecakapan itu dibalik tembok dapur, dihatinya ada perasaan senang dan sedih, senang karena tak dibayangkan ada seorang pangeran tampan dan baik ingin meminangnya, sedih karena tidak enak kepada Zaskia yang sedari dulu mencintai Fauzi.

Namun atas desakan hati, desakan Zaskia, dan tentunya desakan pak Kiayai, Fitri tak kuasa menolak pinangan Fauzi, karena sesungguhnya Fitri juga menyimpan rasa pada Fauzi saat Fauzi memberikan nasgor untuk anak-anaknya.

“Asyiiiiiikkk, mas ganteng bakal jadi papanya Zahra, horeee”, ceplos Zahra.

Semuanya tersenyum indah dengan kepolosan Zahra.


Begitulah,.. Cinta hendaknya tidak mencari keinginan, tetapi cinta hendaknya mencari kebaikan. Jika cinta bergandengan tangan dengan kebaikan, maka ia akan menemukan syurga sebelum syurga. 

Sekian ^_^



Bukan Ayat Ayat Cinta 3

Minggu, 18 Mei 2014



Fauzi pun beranjak  pergi, lalu diperjalanan ia melintasi sebuah mesjid dikomplek itu, “Mang tukang Nasgoooor”, teriak seorang wanita dengan gamis lebar, kerudung yang menjulur, dan Al-Quran dipelukannya. Yah.. dia Zaskia yang baru selesai mengisi ceramah.

“Non Zaskia ?” ucap Fauzi secara spontan. “Apa Mang.. Kok Amang tahu nama saya ?”, tanya Zaskia dengan rekahan senyumnya yang santun. Dengan sedikit tersenyum Fauzi berucap,  “Ohh.. tadi itu kata pembantu mbak...”, dengan agak malu malu Zaskia berkata, “O iya lupa, Eh.. Salam dariku udah dijawab ?”, “Iya, Waalaikmsalam “, singkat sekali sang Fauzi menjawab pertanyaan dari wanita secantik dan secerdas Zaskia.

“O iya, kelihatannya Amang muda banget, udah lama berdagang dikomplek ini ?”, tanya Zaskia, “Lumayan Non, hampir tiga tahun“, Fauzi menjawab dengan ciri khasnya, tersenyum kecil. “O yah, boleh aku panggil kamu akhi ?, kalau panggil Amang agak gimanaaaa gitu”, tanya Zaskia. “Terserah !”, Fauzi menjawab dengan begitu singkat. Lalu izin pamit,“Non Saya harus berangkat dulu yah, Assalamualkum..”, dengan pandangan penuh kesan Zaskia menjawab, “Iya silahkan... Waalaikmsalam Akhi”

Zaskia melangkah pulang menuju rumahnya, langkah demi langkahnya tidak biasa, ia menggenggam erat Al-Quran yang mendekap di dadanya, senyumannya sehelai demi sehelai mulai terajut... “Astaghfirullah... kenapa si tukang nasgor itu ada dipikiranku ?” , gumam Zaskia dalam hatinya.

Zaskia adalah wanita yang begitu taat, ia tak mau perasaannya mengotori kesucian izzahnya. Ia pun menceritakan sang tukang Nasgor itu kepada Ayahnya, Kiayi Syamsudin. “Aduh Neeeng neng, ternyata lulusan Al-Azhar bisa jatuh cinta juga yah ?”, canda Ayahnya. “Baiklah, siapapun dia, Abah akan memintanya untuk menikah denganmu”, kata Ayahnya. Zaskia pun berkata,“Tapi dia tukang nasgor Abah, dan Zaskia belum mengenalnya”, “Hehe.. tak kenal maka ta’aruf”. Canda Ayahnya. “Ihh Abaaah... “, jawab Zaskia dengan agak malu-malu.

Lalu didalam sebuah mesjid, Fauzi menghamparkan sajadah, ia rapikan kopiah dikepalanya. Sepertiga malam, itulah waktu terfavorit bagi Fauzi, dimana segala lara ia adukan kepada Allah dengan doa, segala hilap ia akui kepada-Nya dengan Istihgfar, segala nikmat ia haturkan terima kasih kepada-Nya dengan hamdallah, dan segala curahan hati ia bisikkan pada-Nya dengan zikir. Sama seperti halnya Zaskia, Fauzi pun merasakan ada sebuah getaran yang berbeda, maka ditemani derai air mata fauzi mengadukan perasaan hatinya pada Allah.

“Ya Allah, engkau yang telah menciptkan raga ini, dan hamba yakin engkau pula yang menciptakan perasaan ini. Lukisan wajah wanita itu kini selalu menghiasai dinding hatiku. Ia terpandang indah hingga mata hatiku tak sanggup berkedip”

“Ya robb, Engkau maha tahu, Hamba begitu takut, sangat takut. ketakutan ini bukan karena takut rasa ini tertolak, namun hamba takut jika rasa ini menjadi lumpur dosa yang menghitamkan taman hatiku yang memang kerdil akan iman, jika memang perasaan ini adalah sebuah dosa, sungguh lebih baik mata ini buta, daripada pandangannya menelusuk menuju parasnya yang sungguh membuat hati ini luluh tak berdaya, membuat hati ini lumpuh tiada kuasa. Ya robb, Ampuni Hamba, Ampuni hamba jika memang perasaan ini benar benar selumpur dosa”
 

“Ya robb, Engkau yang kuasa menyatukan Adam dan hawa, engkau yang kuasa menyatukan Muhammad dan Khodijah, engkau yang kuasa menyatukan Ali dan Fatimah, maka sungguh Engkau jua yang kuasa menyatukan hamba dengan wanita itu. Jika ia yang raganya jauh namun bayangnya begitu dekat dihati ini adalah jodohku, segerakanlah Engkau satukan kami dengan cara-Mu, namun jika memang dia bukan jodohku, maka hapuslah rasa ini, seperti terhapusnya senja oleh malam, seperti terhapusnya embun oleh mentari, seperti terhapusnya gelap oleh cahaya.”
 
“Ya robb, semoga perasaan cinta ini yang terbit dari ufuk pandangan sekejap mata bukanlah sebuah dosa, namun jika ini adalah sebuah dosa, maka sekali lagi... Ampuni hamba ya Allah, Ampni Hamba”

Untaian doa terangkai bersama butiran air mata, hembusan angin malam bagai selimut yang menghangatkan dinginnya hati seorang Hasbi, ia ungkapkan cinta pada Allah tuhannya.

Adzan subuh pun berkumandang, Fauzi yang masih duduk dekat mata yang memerah karena tersentuh air mata, ia dekapkan kedua telapak tangan pada wajahnya, suara adzan yang bergema bagai puisi yang menetramkan hatinya, ia pun bergegas solat berjamah bersama waraga.

Kiayi Syamsudin ayah Zaskia yang memperhatikanya dengan spontan menyuruh Fauzi menjadi imam. Begitu kagetnya Fauzi, bukan ia tidak bisa menjadi imam, tapi karena ia harus mengimami Kiayi terpandang seperti Kiayi Syamsudin.

“Maaf pak Kiayi, saya tidak bisa, Kiayi lebih pantas menjadi Imam.”, ucap Fauzi, lalu dengan sedikit bercanda pak Kiyai berkata,”Hehe.. saya mah udah biasa jadi imam, sekali kali anak muda laaaah”, Fauzi menoleh kekanan dan kekiri, dan memang ternyata dimasjid itu hanya dia seorang anak muda yang berjamaah,  lainnya kebanyakan orang yang sudah tua.

Dengan sedikit minder Fauzi pun menjadi imam, seorang pedagang Nasgor menjadi imam untuk warga dan Kiayai terpandang.

Setelah selesai solat subuh sang Kiayi bertanya, “Nama kamu siapa anak muda ?”, “Nama saya Fauzi pak Kiayi, Fauzi Choerul Anam”, jawab Fauzi dengan suara santun. “Kamu sudah siap nikah ?”, tanya sang Kiayi lagi.”Apa pak Kiayi ?, maksudnya ?”, jawab Fauzi dengan sedikit kebingungan. Sang Kiayi pun menjelaskan, “Gini nak, ada seorang Akhwat, ia sangat cantik dan masih muda, ia lulusan Al-Azhar Kairo, dengan penuh pengharapan ia ingin engkau meminangnya sebagi istri”, “Apa pak Kiayi, siapa ?, siapa akhawat itu ?”, ucap Fauzi dengan kaget. “Ya udah, sekarang kamu ikut saya kerumah, nanti kamu akan tahu siapa Akhwat itu” kata sang Kiayi. “Baik pak Kiayi”, Fauzi langsung menurut karena rasa hormat yang besar pada Kiayi Syamsudin.

Telapak kaki Fauzi sampai disebuah rumah, betapa kagetnya Fauzi, saat rumah itu adalah rumah Zaskia, yang ternyata ia baru sadar bahwa zaskia dalah putri Kiayi Syamsudin. Fauzi duduk dengan tenang mengadap Sang Kiayi. “Zaskiaaaa, sini nak !”, teriak Sang Kiayi.

Bagimana Kisah selanjutnya ?
Apa yang terjadi dipertemuan itu ?

To be Continued ^_^

Bukan Ayat Ayat Cinta 2



Fauzi pun beranjak pergi untuk kembali berkeliling, baru lima langkah berjalan zakia berteriak, “Maaaang... besok lewat sini lagi yaaah, nasi gorengnya enak !”, Fauzi hanya menjawab dengan sekali anggukan lengkap dengan senyuman kecilnya. 

Seperti permintaan Zaskia, malam selanjutnya Fauzi pun kembali melintasi rumah Zaskia, “Maaaass... beli Nasgoooor”, teriak seorang wanita dari teras rumah Zaskia. Tetapi sosok wanita itu bukan zaskia, ia adalah seorang wanita berusia tiga puluhan, namanya Fitri Nur Annisa. Ia bekerja dirumah Zaskia sebagai pembantu rumah tangga, wajahnya tidak begitu cantik, ia seorang janda yang harus meninggalkan kampung halamannya dikebumen jawa tengah untuk membiayai kedua anaknya. Suaminya meninggal dunia saat menjadi wartawan di Mesir, suaminya terkena peluru polisi saat meliput demonstran ketika terjadi kudeta presiden Muhammad Mursi di negeri seribu menara itu.

“O iya mbak, mau berapa bungkus ?”, tanya Fauzi. “Dua bungkus aja mas, yang satu pedes yang satu enggak !”, jawab Fitri.  “Oo baik mbak”, jawab Fauzi dengan wajah seperti biasa, menunduk.

Beberapa detik kemudian, berdatangan anak-anak Fitri, namanya Muhammad Fatih yang baru berusia tujuh tahun dan Zahra Choerunnisa yang baru berusia empat tahun. Memang anak-anak Fitri diperbolehkan ikut tinggal dirumah oleh keluarga Zaskia. “Umi itu Ciapa ?”, tanya Zahra dengan wajah imutnya, “Eyy adek masa gak tahu, itu mas mas tukang nasgor  Adeeek”, jawab Fatih dengan suara nyaringnya. Dengan polosnya Zahra berucap, “wah... mas  tukang nasgornya ganteng ya umi, pengen dech punya papah kaya mas ini”. “Hust gak boleh ngomong kaya gitu !” ucap Fitri. “Maaf yah mas, anak saya yang satu ini memang agak nakal” ucap Fitri pada Fauzi dengan raut wajah yang malu. “Iya gapapa mbak, namaya juga anak-anak”, jawab Fauzi.

“Ini Nasgornya mbak”, kata Fauzi. “O iya maksih mas”, ucap Fitri sambil memberikan uang pas kepada Fauzan. “Adek-Adek mau nasgor juga ?” tanya fauzan kepada anak-anak Fitri. “Mau mau mau mau....”, jawab fatih dan Zahra serempak dengan wajah polosnya. “Eh gak boleh gituuu !”, perintah Fitri pada anak-anaknya. “Ga papa mbak, lagian ini mau habis ko, jadi saya buatin nasgor buat adek-adek kecil yang unyu-unyu ini aja”, ucap Fauzi

Fauzi pun membuatkan nasgor buat anak-anak Fitri, “makasih yah mas !”, ucap Fitri. “Iya mbak sama-sama”,kata Fauzi. “Makacih yaaaahhh mas tukang nasgor yang ganteeeng !”, teriak Zahra dengan polos namun ngegemesin. Sambil mengusap rambut Zahra Fauzi berucap, “Sama –sama adek keciiiil”.

Fauzi pun meninggalkan rumah Zaskia, namun sebelum melangkah Fitri berkata,”Maaf Mas... Ada salam dari non Zaskia”, dengan sedikit kebingungan Fauzan bertanya,”Zaskia ?, Zaskia siapa ?”, “Itu maaaas, yang kemarin malem beli nasgor dari mas, sekarang  Zaskia sedang ngisi ceramah dimesjid, katanya kalo tukang nasi goreng lewat, pesenin nasgor dua dan titip salam juga, gitu maaas !”, jawab Fitri, “O itu.. Waalaiki Waalihassalaaam” ucap Fauzi dengan senyum kecilnya.

Fauzi pun beranjak pergi, lalu diperjalanan ia melintasi sebuah mesjid dikomplek itu, “Mang tukang Nasgoooor”, teriak seorang wanita dengan gamis lebar, kerudung yang menjulur, dan Al-Quran dipelukannya. Yah.. dia Zaskia yang baru selesai mengisi ceramah.

“Non Zaskia ?” ucap Fauzi secara spontan. “Apa Mang.. Kok Amang tahu nama saya ?”, tanya Zaskia dengan rekahan senyumnya yang santun. 

Apakah  antara Fauzi dan Zaskia akan ada cinta ?
Apakah Fitri sang janda beranak dua akan memendam rasa pada Fuazan ?

To be continued ^_^