Saat Sarjana Jatuh Cinta pada Tukang Ojek 2

Jumat, 16 Mei 2014


Hani pun berangkat sendiri meminjam motornya Hasbi, dengan raut wajah yang agak memerah, namun tak bisa menyembunyikan senyumnya. Entah apa yang terjadi, sepanjang perjalanan senyumannya tak bisa berhenti merekah. Angin yang berhembus bagai membisikan sebuah pesan, bahwa ada panah cinta yang akan melumpuhkan hati seorang Hani. Suara motor bagai dendang yang menyanyikan syahdunya lagu cinta. Ia bagai melaju dengan sepasang kuda yang membawanya menuju istana bernama cinta. Jatuh cinta !, yah.. seorang Hani yang sarjana jatuh cinta pada Hasbi yang seorang tukang ojek.

Namun didalam hati Hani sedang terjadi peperangan dahsyat antara cinta melawan logika, dentuman-dentuman kebingungan telah menghancurkan kota hatinya. Senjata demi senjata penuh tanya tak henti menembaki rumah jiwanya. 

Disisi lain persaan cinta bagai sambaran petir, ia menyambar pada siapapun yang berdiri diatas kilatannya, tak peduli usia, tak peduli pekerjaan, tak peduli siapapun. Yang pasti mereka yang hatinya terbakar api cinta tidak akan mampu memadamkan baranya. Ia hanya mampu menari mengelilingi kobarannya yang sedang asyik mengunggun.

Tetapi disisi lain logika bagai matahari yang mengusir embun cinta yang sedang bersemayam didedaunan hati, Hasbi yang hanya seorang tukang ojek sedang yang Hani seorang dosen muda. Perbedaan keduanya membuat bunga  cinta menjadi layu, bagai daun putri malu yang terungkup saat tersentuh.

Hani bergumam dalam hati, “Duhai diri... Benarkah engkau sedang jatuh cinta kepada lelaki itu ?, tidak !... engkau tidak boleh jatuh cinta pada lelaki itu yang hanya tokang ojek. Kamu itu dosen !, kamu itu berpendidikan !, kamu itu sempurna duhai diri !,... tapi aku jatuh cintaaaa.... aku jatuh cintaaaa”. Hani bagai sedang berdebat dengan dirinya sendiri, Apakah cinta harus disemikan, atau logika yang harus disimpan ?

Setelah sampai dikampus Hani meminta temannya untuk mengembalikan motor Hasbi, namun ia berinisiatif akan memberikan pekerjaan yang lebih layak untuk Hasbi. Hani pun menyuruh temannya untuk mememinta alamat Hasbi.

Keesokan harinya Hani kerumah Hasbi untuk menawarkan pekerjaan, kebetulan ada ketua satpan kampus yang mengundurkan diri.

“Bang... saya mau menawarkan pekerjaan kepada abang sebagai ketua satpam, kebetulan yang dulu mengundurkan diri, saya disuruh pengurus untuk mencarikan, Abang mau ?”, tawar Hani. Lalu dengan wajah tertunduk Hasbi menjawab, “Maaf Neng, saya tidak bisa menerima tawaran Eneng ?”, dengan sedikit kebingungan Hani bertanaya, “Lho kenapa ?, gajinya lumayan lho, dan aku juga tidak akan memintamu memboncengku ko!”. Dengan wajah yang masih tertunduk Hasbi menjawab, “Iya saya tahu.. tapi sekali lagi maaf,  saya tidak bisa menerima tawaran Eneng”. Mendengar jawaban itu Hani semakin bingung, “Tapi kenapa kamu menolak ?”, tanya Hani. Belum sempat menjelaskan ada seseorang berteriak didalam rumah”.

“Aduuuuuuuuuuuhhhh. Toyyoooongg, Haesbi toyyoooong”, mendengar jawaban itu Hasbi langsung lari kekamar. “Ibu.. ibu kenapa ?, Ya Allah ibu jatuh lagi yah ?, maafin Hasbi ibu... tadi ada tamu, Ibu maafin Hasbi tidak menjaga Ibuuu”, ucap Hasbi denga wajah sangat kawatir.

Ialah Ibunda Hasbi yang sedang lumpuh, Hani tiada mampu menyembunyikan kekaguman atas kesolehan Hasbi. “Bang itu siapa ?”, tanya Hani. Sembari memeluk ibundanya Hasbi menjawab, “Ia Neng, ini Ibunda saya, sudah 5 tahun beliau lumpuh, dan saya harus meninggalkan bangku kuliah walau sebenarnya saya mendapat beasiswa., karena dirumah tidak ada siapa-siapa. Saya putuskan mengasuh ibunda. Dan maaf, saya menolak tawaran Neng  buat kerja bukan apa-apa, saya ingin kerja dengan bebas agar bisa merawat ibunda ketika dibutuhkan,. Dan saya memilih menjadi tukang ojek.”

Tangisan Hani seketika pecah, namun cinta yang tertanam semakin tumbuh. Akarnya semakin menancap dalam qolbu, batangnya semakin kokoh dalam jiwa, dedaunannya semakin rindang dalam hati, dan buahnya semakin lebat dalam jantung.

Kesolehan seorang Hasbi membuat Logika kalah bertarung dengan cinta, Hani semakin mantap untuk mengungkapkan rasa pada Hasbi.

Hani bergegas pulang, ia melaju dengan mobilnya. Sebelum meninggalkan pagar rumah hani berteriak kencang... “MAS SIAPA NAMANYAAAA ?”, spontan terjawab,  “ABDULLAH...”

( HEHE.. Kaya film KCB :D ) | serius bgt bacanya :P

Bagaimana Cara Hani mengungkapkan cinta pada Hasbi ?

To be Continued ^_^

0 komentar:

Posting Komentar