Duhai
para istri... pandanglah sejenak wajah suamimu yang sedang terlelap,
dulu ia bukan keturunanmu, dulu ia orang lain bagimu, namun sekarang ia
rela bekerja keras untuk menafkahimu, menafkahi wanita yang sama sekali
baru sebentar ia kenal, ia samakan engkau dengan ibunya yang sudah lama
ia kenal, maka haturkan terimaksih padanya, cium tangannya dengan belai
kepatuhan.
Duhai para suami... pandanglah sejenak wajah istrimu yang sedang terlelap, dulu ia hidup penuh tawa dengan orang tuanya, lalu kemudian kau "ambil" dia untuk hidup bersamamu, ia rela meninggalkan orang tua yg selalu memberi tawa, ia menemanimu, melayanimu setiap hari. maka sungguh kejam jika matamu berpaling kepada wanita yg lebih cantik darinya, haturkan terimakasih padanya, cium keningnya dengan kecup kesetiaan.
Dan engkau yang masih sendiri... coba pandang wajahmu didepan cermin, sungguh tidak adil jika engkau menginginkan kekasih yang baik, sedang engkau sendiri belum mampu menjadi baik
Pahamilah.... engkau tak harus pura-pura mencintai orang yang kau miliki, cukup memberi kebaikan tulus untuknya, karena kebaikan itulah yang akan menyambut cinta-Nya
Duhai para suami... pandanglah sejenak wajah istrimu yang sedang terlelap, dulu ia hidup penuh tawa dengan orang tuanya, lalu kemudian kau "ambil" dia untuk hidup bersamamu, ia rela meninggalkan orang tua yg selalu memberi tawa, ia menemanimu, melayanimu setiap hari. maka sungguh kejam jika matamu berpaling kepada wanita yg lebih cantik darinya, haturkan terimakasih padanya, cium keningnya dengan kecup kesetiaan.
Dan engkau yang masih sendiri... coba pandang wajahmu didepan cermin, sungguh tidak adil jika engkau menginginkan kekasih yang baik, sedang engkau sendiri belum mampu menjadi baik
Pahamilah.... engkau tak harus pura-pura mencintai orang yang kau miliki, cukup memberi kebaikan tulus untuknya, karena kebaikan itulah yang akan menyambut cinta-Nya
0 komentar:
Posting Komentar