Telapak kaki
Fauzi sampai disebuah rumah, betapa kagetnya Fauzi, saat rumah itu adalah rumah
Zaskia, yang ternyata ia baru sadar bahwa zaskia adalah putri Kiayi Syamsudin.
Fauzi duduk dengan tenang menghadap Sang Kiayi. “Zaskiaaaa, sini nak !”, teriak
Sang Kiayi. “Iya Abaaah, sebentaaar “, ucap Zaskia.
Selangkah
demi selangkah Zaskia menuju ruang tamu, wajah zaskia begitu cantik waktu itu,
kerudungnya yang bermotif ungu muda dengan bros bunga melambangkan keanggunan,
gamisnya yang menjulur santun melambangkan kesolehahan, dan raut wajahnya yang
mempesona melambangkan kecantikan , ia bagaikan cleopatra abad ini.
Namun seperti
biasa, secantik apapun wanita yang ada dihadapannya tidak membuat seorang Fauzi
terpesona, ia hanya tersenyum kecil dan tetap tertunduk menandakan kuatnya keimanan
seorang Fauzi.
“Assalamualkum
Akhi”, sambut Zaskia, “Waalaikmsalm”, jawab Fauzi dengan singkat.
“Nah.. ini
akhwat yang saya maksud anak muda”, ucap Kiayi Syamsuddin mengawali pembicaraan.”O
iya pak Kiayi, kalau Zaskia saya udah kenal, kebetulan Zaskia adalah pelanggan
Nasgor saya”, kata Fauzi. “Gimana anak muda, kamu bersedia bertaaruf untuk
selanjutkan diteruskan ke jenjang pernikahan dengan Zaskia ini ?”, tanya sang
Kiayai.”Tapi pak Kiayi..”, jawab Fauzi. “Tapi kenapa anak muda ?” tanya Pak Kiayi
lagi.
Sebelum
menjawab pertanyaan itu datanglah Fitri sang pembantu membawakan minum dan
makanan ringan , “Diminum mas”, ucap Fitri.”O iya makasih”, kata Fauzi.
“Anak muda,
lanjutkan jawaban kamu, bisakah menikah dengan Zaskia”, tanya Kiayai lagi. Sebelum menjawab
datang anak-anak fitri berlarian menuju ruang tamu.”Waaaah ada mas ganteeeeeng”,
kata Zahra anak fitri dengan nada polos.”Hus gak boleh gitu Zahra”, tegur
Fitri. Spontan tangan Fauzi langsung merangkul Zahra yang memang begitu
lucu-lunya, Fatih anak pertama Fitri pun ikut duduk disamping Fauzi.
Melihat
pemandangan itu Fitri langsung keluar, ia menangis terisak isak. Ia teringat almarhum
suaminya dulu yang ketika anak-anaknya nakal suaminya tidak pernah marah,
suaminya selalu merangkul Zahra dan Fatih dengan penuh kehangatan.
Obrolan
antara Fauzi dan Pak Kiayi pun dilanjutkan, Zaskia hanya terdiam menyimak. “Jadi
bagaimana anak muda ?” kata pak Kiayi, dengan wajah yang sedikit meneyesal Fauzi
berkata.”Maaf pak Kiayi, saya tidak bisa menikah dengan Zaskia”
Mendengar
jawaban itu hati Zaskia begitu hancur, hatinya luluh lantah melebihi luluh lantahnya kota Hiroshima dan
Nagasaki oleh bom atom, atau luluh lantahnya gedung WTC New York oleh serangan
mematikan, atau banda Aceh yang luluh lantah oleh tsunami yang dahsyat.
Jiwanya
tercabik-cabik, ia terbesit pedang ketidak percayaan. Harapan Zaskia untuk merajut
mahligai sakinah bersama Fauzi pupus sudah.
“Apa ?, kamu
menolak Zaskia, apa alasanmu anak muda ?”, tanya sang Kiayi.”Maaf sebelumnya
pak Kiayi, Zaskia. Alasannya karena saya mencintai wanita lain”, jawab Fauzi
dengan sedikit merasa bersalah. “O yah, siapa wanita itu ?”, tanya Zaskia.” Sebelum
menjawab pertanyaan itu saya harus jelaskan, tujuan saya menikah bukan sekedar
karena ada rasa cinta, tujuan saya menikah juga bukan karena adanya kebutuhan
biologis, tujuan saya menikah adalah untuk mendapat kebaikan. Jika saya menikah
dengan Zaskia mungkin saya hanya mendapat satu kebaikan, tetapi jika saya
menikah dengan wanita itu insha allah saya mendapat tiga kebaikan”, Fauzi
memberi penjelasan.
“Akhi,
tolong jawab siapa wanita itu ?”, tanya
Zaskia dengan raut penasaran. “Saya tidak kenal siapa namanya”, jawab Fauzi.”Lho
kok gak kenal ?”, tanya Kiayi Syamsuddin yang juga sedikit penasaran.”Saya gak
kenal nama wanita itu, tetapi yang pasti... wanita itu adalah ibu dari
anak-anak ini”, jawab Fauzi sambil mengusap rambut Zahra dan memeluk Fatih.
“Apa ?,
maksud kamu pembantu saya, Fitri ?”, tanya sang Kiayi.”Iya pak Kiyai” jawab fauzi
dengan raut wajah yang memberi pesan permohonan maaf.
“Jadi kamu
mencintai Mbak fitri ?”, tanya Zaskia. Fauzi mencoba menjawab dengan halus. ”Iya,
saya mencintai fitri karena kegigihannya mendidik dan menghidupi kedua anaknya,
ia mengingatkan ku dengan kegigihan bunda Siti Hajar yang berlari dari Sofa ke
Marwah demi mencari minum untuk anaknya Ismail, itulah yang membuat aku jatuh
cinta pada Fitri ini”
“lalu apa
maksud kamu anak muda, mengatakan bahwa menikah dengan Zaskia hanya mendapat
satu kebaikan, sedang denga Fitri tiga kebaikan ?”, tanya pak Kiayi.
Fauzi
menjawab.“Begini pak Kiayi, jika saya menikah dengan Zaskia mungkin saya hanya
mendapat kebaikan karena telah menjalankan sunnah Nabi, namun jika saya menikah
dengan Fitri saya insha Allah mendapat tiga kebaikan. Pertama kebaikan karena
telah menjalankan sunnah Nabi, Kedua kebaikan karena telah mengembalikan Fitri
kepada tugasnya sebagai istri dan Ibu yang menjadi tulang rusuk, bukan menjadi
tulang punggung. Dan yang ketiga kebaikan karena saya akan menjadi Ayah bagi
anak yatim ini, mereka butuh kehangatan seorang Ayah, saya ingin mendidik dan
mnghidupi mereka, agar kelak menjadi generasi robbani”
Seketika
tangisan Zaskia pecah, dengan penuh ketulusan Zaskia berkata “Masha Allah, demi
Dzat yang menciptkan cinta dari rahim kebaikan, demi Dzat yang menerbitkan
kasih dari ufuk kesolehan, saya ikhlas Engkau menikah dengan Mbak Fitri. Saya tidak
merasa sakit hati, justru inilah kisah yang mengajarkan saya. Bahwa cinta bukan
sesuatu yang harus memiliki, tetapi cinta adalah sesuatu yang harus meneduhi. Dan
sungguh... kebaikanmu bagai pohon rindang yang meneduhi seorang janda, dan
meneduhi anak yatim”
Fitri
mendengar pecakapan itu dibalik tembok dapur, dihatinya ada perasaan senang dan
sedih, senang karena tak dibayangkan ada seorang pangeran tampan dan baik ingin
meminangnya, sedih karena tidak enak kepada Zaskia yang sedari dulu mencintai
Fauzi.
Namun atas
desakan hati, desakan Zaskia, dan tentunya desakan pak Kiayai, Fitri tak kuasa
menolak pinangan Fauzi, karena sesungguhnya Fitri juga menyimpan rasa pada Fauzi saat
Fauzi memberikan nasgor untuk anak-anaknya.
“Asyiiiiiikkk,
mas ganteng bakal jadi papanya Zahra, horeee”, ceplos Zahra.
Semuanya
tersenyum indah dengan kepolosan Zahra.
Begitulah,..
Cinta hendaknya tidak mencari keinginan, tetapi cinta hendaknya mencari kebaikan.
Jika cinta bergandengan tangan dengan kebaikan, maka ia akan menemukan syurga sebelum
syurga.
Sekian ^_^
0 komentar:
Posting Komentar