Fauzi Chaerul Anam, seorang pemuda kampung yang sedang
mengadu nasib di Bandung, ia berasal dari salah satu pelosok desa di kabupaten
Sukabumi. Tekadnya untuk mencari ilmu dikota Bandung begitu kuat walau
keluarganya hanya seorang petani. Dengan seuntai ucapan Bismillah ia berangkat kuliah
ke Bandung dengan uangnya sendiri, lalu untuk bertahan hidup dan membiayai
kuliahnya ia bekerja sebagai pedagang nasi goreng. Siangnya ia kuliah lalu
malamnya ia berdagang.
Universitas Padjadjaran Kampus Iwa Koesoemasoemantri di
Dipati Ukur menjadi tempat ia menimba ilmu, ia mengambil Fakultas Ilmu Budaya jurusan Sastra Bahasa
Indonesia karena memang memiliki mimpi menjadi penulis profesional.
Wajahnya begitu tampan, hingga ia jadi bahan godaan para
kaum hawa di kota kembang, bahkan ia terkenal sebagai Lee Min Ho nya Indonesia,
parasnya putih namun gagah, perawakannya tidak begitu tinggi namun tetap
memancarkan aura pria dewasa, tutur katanya begitu santun, namun yang paling
membuat kaum hawa ”kelepek-kelepek” adalah sikap pendiamnya. Tak pernah ia
tertawa terbahak bahak, apalagi marah membabi buta, hanya senyum kecil yang
selalu hiasi wajah rupawannya.
Namun siapa sangka, Lee Min Ho nya indonesia ini ternyata
seorang pedagang nasi goreng. Setiap malam ia berkeliling dikomplek Bumi Panyawangan,
salah satu Perum di Bandung. Ba’da Isya ia berangkat berdagang dan sejam kemudian
dagangannya langsung ludes habis terjual, yapz !, para pembantu, gadis gadis,
hingga ibu ibu komplek jadi pelanggan setia Fauzi. Ketampanan Fauzi menjadi
daya tarik tersendiri.
Namun dibalik ketampanan parasnya ia juga menyimpan
ketampanan akhlak dalam hatinya, tak pernah matanya terlalu lama memandang
wajah wanita yang bukan mahromnya, tak pernah tangannya menyentuh wanita yang
tidak halal baginya. Fauzi bagai Nabi Yusuf abad modern, walau banyak wanita
yang mendekatinya, ia selau menjauh demi menjaga mahalnya sebuah Izzah.
Pada suatu malam dengan gerobaknya ia melintasi sebuah
rumah,. “Maaaangg, Maaang berhentiiiii, beli nasi goreng nyaaaa” , terdengar
teriakan dari rumah itu. Saat menoleh fauzi melihat seorang wanita cantik,
jilbabnya menjulur panjang, aura kesolehannya begitu terlihat jelas. ialah
Zaskia Putri, seorang lulusan Al-Azhar kairo mesir yang baru pulang
keindonesia, ia adalah putri dari Kiyai Syamsuddin, seorang kiayi terpandang di
Bandung.
Fauzi bukan sosok lelaki yang apabila melihat wanita cantik
langsung salah tingkah, tidak !, ia tetap bersikap kalem lengkap dengan senyum
manisnya. “Iya non.. mau dibungkus berapa nasi gorengnya ?” tanya Fauzi dengan
wajah tertunduk, tak ada sekajap mata pun ia memandang wanita secantik zaskia. Lalu
zaskia menjawab “Dua bungkus aja Mang, yang satu pedes yang satu enggak yah ?”,
“Baik non”, jawab Fauzi dengan wajah yang masih tertunduk. Ia hanya fokus pada
nasi putih yang akan ia goreng.
Zaskia juga bukan gadis yang ketika melihat lelaki tampan
langsung kecentilan, Zaskia yang lulusan universitas islam tertua didiunia itu
juga menunduk sambil memijit-mijit tombol Hp-Nya.
“Ini non nasi gorengnya !” ucap Fauzi. Lalu Zaskia berkata, “O
iya mang, makasih. Berapa harganya mang ?”. “Enam belas ribu non”, jawab Fauzi.
sambil menyodorkan uang dua puluh ribuan Zaskia berkata, “Ini bang...
kembaliannya diambil aja yah !”. dengan wajah tertunduk Fauzi berkata, “Makasih
neng, tapi ada kok uang kembaliannya, bentar yah !”. Zaskia sambil beranjak
pergi berkata, “Udah mang ambil aja kembaliannya.. gapapa ko !”. Dengan senyum
kecilnya Fauzi berkata, “Maaf neng, saya gak bisa mengambil kembaliannya, tapi
gimana kalo uang kembalian ini saya masukan ke kotak amal aja ?”, dengan mata
yang sedikit memandang Zaskia menjawab, “Iya mang terserah !”.
Fauzi pun beranjak pergi untuk kembali berkeliling, baru
lima langkah berjalan zaskia berteriak, “Maaaang... besok lewat sini lagi yaaah,
nasi gorengnya enak !”, Fauzi hanya menjawab dengan sekali anggukan lengkap
dengan senyuman kecilnya.
Seperti permintaan Zaskia, malam selanjutnya Fauzi pun
kembali melintasi rumah Zaskia....
Bagaimana kisah selanjutnya, apakah akan ada bumbu-bumbu
cinta diantara meraka ?
To be Continued
0 komentar:
Posting Komentar