Saat Sarjana Jatuh Cinta pada Tukang Ojek 3

Jumat, 16 Mei 2014


Kesolehan seorang Hasbi membuat Logika kalah bertarung dengan cinta, Hani semakin mantap untuk mengungkapkan rasa pada Hasbi. Ia ungkapakan lewat seuntai surat, meminta Hasbi agar mau meminangnya sebagai Istri.

Sepucuk surat menyapa tangan Hasbi, sambil menunggu penumpang ia baca setetes demi setetes percikan kata-kata yang ia sendiri tidak tahu pengirimnya. Hasbi sama sekali tidak menegenal Hani, ia hanya tahu kalau Hani adalah seorang Dosen dikampus yang tempatnya tidak jauh dari pangkalan ojeknya.

Perlahan Hasbi mulai membaca isi surat dalam hatinya....



Assalamualaikum.....

Duhai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, maaf jika kedatangan surat ini mengganggumu, namun aku tiada sanggup mengucap rasa lewat lisan, mungkin ini memalukan, tapi semoga goresan kata ini membuatku semakin tenang, sebab saat hati ini hatiku tersentuh santunnya ucapanmu, terbelai indahnya kesolehanmu, dan terpeluk hangatnya kebaikanmu. Hati ini selalu berteriak memanggilmu walau ia tidak tahu siapa namamu, semoga sehelai ungkapan ini mampu menghangatkan dinginnya hatiku yang dihembus angin cinta.

O iya, namaku Hani.. aku adalah wanita yang kau tolak saat memintamu mengantarkanku ke kampus, tahukah ?, saat kau menolak memboncengku dengan alasan takut tergoda, sungguh.. itulah pertama kali aku jatuh cinta kepadamu.

Duhai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, banyak lelaki yang meminangku, tetapi berkali-kali hati ini selalu menolak. Bukan tidak ada yang baik, bukan !, namun karena diruang hatiku hampa akan cinta. Lalu Engkau yang datang didepan mataku telah membuat diri ini menegenal jatuh cinta.

Duhai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, bersediakah engkau untuk menjadi imam bagiku ?, menjadi ayah untuk anak-anaku ?, mungkin ini sedikit memalukan, tetapi aku tiada mampu tersenyum selama rasa ini terpendam. Kumohon jawab pintaku ini, dan semoga jawabanmu adalah pelabuhan yang mengakhiri perjalanan dayung kesendirianku.

Terimakasih kau sudah berkenan membaca surat ini, disini aku menantimu datang kerumahku, lalu menjemput rasa ini dengan pinanganmu.

Dariku... Hani Putri Aulia


Dengan perlahan Hasbi melipat-lipat kertas yang goresannya membuat ia tak percaya. Bahwa Seorang tukang ojek dicintai wanita cantik begelar sarjana. Hasbi tak mau bernyanyi diatas panggung hayalan, ia tak mau bernyanyi dengan syahdunya impian. Ia merasa harus mengakhiri semua cerita ini. Maka keesokan harinya ia membalas surat Hani.





Waalaikum salam Ukhti Hani...

Namaku Hasbi, seorang tukang ojek yang merasa sedang hidup dialam mimpi. Engkau yang dengan kecantikan, kecerdasan dan kebaikanmu sesungguhnya layak bersanding dengan seorang pangeran tampan dan kaya. Aku tak bermaksud merendahkan diriku sendiri, aku hanya sedang belajar tahu diri. Sungguh aku tidak pantas bersanding denganmu.

Ukhti Hani... Sesungguhnya engkau telah salah mengungkap rasa padaku, seharusnya engkau ungkapkan pada Allah tuhanmu. Dialah yang berhak menerima atau menolak rasamu. Bukankah jodoh adalah kuasa-Nya ?. Maaf bukan aku bermaksud menasihatimu, Namun aku hanya ingin mengingatkan, bahwa cinta hanyalah fitrah insani, sedang jodoh adalah kuasa Illahi.

Ukhti Hani.. Aku tidak akan datang kerumahmu, aku juga tidak akan datang meminangmu, kuharap engkau memahami keadaan ini.

Maaf aku tidak bisa terlau banyak mengucap kata padamu, ku takut cerita ini akan melukis dosa dikanvas hidupku dan hidupmu. Dan semoga kita bisa berjumpa dilain waktu. Tidak didunia, semoga berjumpa disyurga, Aamiin.

Salam silaturahmi,.. Muhammad Hasbi

Rintikan air mata hani terus berjatuhan bagai hujan yang membasahi bumi. Ia yang selalu menolak lamaran lelaki tampan dan kaya, kini justru ditolak lelaki sederhana dan miskin. Sungguh hatinya bagai tersabet pedang ketidaak percayaan, cintanya harus kandas tertolak seorang Hasbi si tukang ojek.

Berapa bulan kemudian Hani diminta untuk segera menikah, kini ia tidak mau lagi jatuh cinta, ia meminta ayahnya untuk mencarikan calon suami. Siapapun akan ia terima, karena dihalaman hatinya masih tersimpan tulisan Hasbi yang sarat akan nasihat, Bahwa... “Cinta adalah fitrah insani, sedang jodoh adalah kuasa Illahi”

Ayah Hani merasa senang mendengar pinta Hani,  Maklum puluhan lelaki telah Hani tolak padahal ia ingin meminang cucu, dan memang umur Hani nyang tidak lagi muda.

Ayah Hani berkata, “Baiklah Hani, Ayah akan menjodohkanmu dengan seorang pria, ia adalah mahasiswa terbaik waktu ayah mengajar di Jerman. Minggu depan ia akan ayah bawa untuk berta’aruf denganmu”, Hani hanya mengangguk sambil menahan air mata, karena tetap saja nama Hasbi yang ia rindukan dalam hatinya.

Seminggu telah berlalu, Hani dengan seorang pria akan bertaaruf, tak ada rona bahagia diraut wajahnya. Ia melalui hatinya selalu berdoa, semoga keajaiban mengantarkan Hasbi menuju rumahnya untuk menyambut rasa cinta yang semakin menggebu walau belum pernah bertemu lagi.

Malam itu datanglah seorang lelaki kerumah Hani yang dibawa oleh Ayahnya, Hani dengan wajah tertunduk lesu mendatangi pria itu. “Nah Hani, ini lelaki yang ayah maksud, namanya muhammad Hasbi”, mendengar nama itu Hani terkejut, dan semakin terkejut saat ternyata lelaki yang didepannya adalah Hasbi si tukang ojek. Hatinya yang dulu kusam kini berubah cerah, bagai kusamnya awan yang terenggut hujan, namun setelahnya ciptakan pelangi.

“Ha.. Hasbi ?, Ayah bukankah Hani akan dijodohkan dengan murid ayah waktu dijerman?, Hasbi kan belum pernah kuliah, dan ini Hasbi tukang ojek itu kan?”, ucap Hani dengan tingkah yang seperti anak kecil meminita permen, lalu turunlah ribuan permen disekelilingnya. Ceria, bahagia, tidak percaya. Ah, Hani bagai bermimpi dialam mimpi.

Lalu ayahnya menjawab, “Hasbi ini memang dulunya mahasiswa terbaik favorit ayah, dulu waktu dijerman ia membantu berbagai penelitian yang ayah geluti, namun ketika ibunya sakit Hasbi ini pulang. Dan setelah itu Ayah putus komunikasi dengan Hasbi ini. Tapi betapa kagetnya Ayah ketika Hasbi si anak cerdas ini berprofesi sebagai tukang ojek. Namun setelah Hasbi menjelaskan akhirnya ayah mengerti. Dan Ayah kedepan akan membuat gedung penelitian, kemudian Hasbi sebagai pengelolanya agar dapat bebas bekerja dan mengurus ibundanya”

Mendengar jawaban itu Hani dan Hasbi merasa bahagia, Lalu dengan senyuman kecil Hasbi berucap “Begitulah ukhti, dulu engkau mengungkapkan cinta padaku, sedang aku mengungkapkan cinta pada Allah. Jika kita saling mengungkapkan cinta mungkin Allah akan marah dan kita tidak akan seperti ini. Namun akhirnya Allah mengabulkan doaku untuk bersanding denganmu”


“Bismillah... Izinkan aku meminangmu Hani”.

“Alhamdulillah... Aku terima pinanganmu Hasbi”

Begitulah, saat Allah menjadi tempat mengungkap rasa
 Maka cinta akan terlukis indah pada waktunya 

 Sekian ^_^


1 komentar:

  1. Anonim mengatakan...:

    Sungguh, sangat menyentuh hati!!

    ==>> Cerita yang sangat menarik dan memberikan inspirasi..

Posting Komentar