Kesolehan
seorang Hasbi membuat Logika kalah bertarung dengan cinta, Hani semakin mantap
untuk mengungkapkan rasa pada Hasbi. Ia ungkapakan lewat seuntai surat, meminta
Hasbi agar mau meminangnya sebagai Istri.
Sepucuk
surat menyapa tangan Hasbi, sambil menunggu penumpang ia baca setetes demi
setetes percikan kata-kata yang ia sendiri tidak tahu pengirimnya. Hasbi sama
sekali tidak menegenal Hani, ia hanya tahu kalau Hani adalah seorang Dosen dikampus
yang tempatnya tidak jauh dari pangkalan ojeknya.
Perlahan
Hasbi mulai membaca isi surat dalam hatinya....
Assalamualaikum.....
Duhai engkau
yang telah melumpuhkan hatiku, maaf jika kedatangan surat ini mengganggumu, namun
aku tiada sanggup mengucap rasa lewat lisan, mungkin ini memalukan, tapi semoga
goresan kata ini membuatku semakin tenang, sebab saat hati ini hatiku tersentuh santunnya
ucapanmu, terbelai indahnya kesolehanmu, dan terpeluk hangatnya kebaikanmu. Hati
ini selalu berteriak memanggilmu walau ia tidak tahu siapa namamu, semoga
sehelai ungkapan ini mampu menghangatkan dinginnya hatiku yang dihembus angin
cinta.
O iya,
namaku Hani.. aku adalah wanita yang kau tolak saat memintamu mengantarkanku ke
kampus, tahukah ?, saat kau menolak memboncengku dengan alasan takut tergoda,
sungguh.. itulah pertama kali aku jatuh cinta kepadamu.
Duhai engkau
yang telah melumpuhkan hatiku, banyak lelaki yang meminangku, tetapi
berkali-kali hati ini selalu menolak. Bukan tidak ada yang baik, bukan !, namun
karena diruang hatiku hampa akan cinta. Lalu Engkau yang datang didepan mataku telah
membuat diri ini menegenal jatuh cinta.
Duhai engkau
yang telah melumpuhkan hatiku, bersediakah engkau untuk menjadi imam bagiku ?,
menjadi ayah untuk anak-anaku ?, mungkin ini sedikit memalukan, tetapi aku
tiada mampu tersenyum selama rasa ini terpendam. Kumohon jawab pintaku ini, dan
semoga jawabanmu adalah pelabuhan yang mengakhiri perjalanan dayung kesendirianku.
Terimakasih
kau sudah berkenan membaca surat ini, disini aku menantimu datang kerumahku,
lalu menjemput rasa ini dengan pinanganmu.
Dariku...
Hani Putri Aulia
Dengan
perlahan Hasbi melipat-lipat kertas yang goresannya membuat ia tak percaya.
Bahwa Seorang tukang ojek dicintai
wanita cantik begelar sarjana. Hasbi tak mau bernyanyi diatas panggung hayalan,
ia tak mau bernyanyi dengan syahdunya impian. Ia merasa harus mengakhiri semua
cerita ini. Maka keesokan harinya ia membalas surat Hani.
Waalaikum salam
Ukhti Hani...
Namaku
Hasbi, seorang tukang ojek yang merasa sedang hidup dialam mimpi. Engkau yang
dengan kecantikan, kecerdasan dan kebaikanmu sesungguhnya layak bersanding
dengan seorang pangeran tampan dan kaya. Aku tak bermaksud merendahkan diriku
sendiri, aku hanya sedang belajar tahu diri. Sungguh aku tidak pantas bersanding
denganmu.
Ukhti
Hani... Sesungguhnya engkau telah salah mengungkap rasa padaku, seharusnya
engkau ungkapkan pada Allah tuhanmu. Dialah yang berhak menerima atau menolak
rasamu. Bukankah jodoh adalah kuasa-Nya ?. Maaf bukan aku bermaksud
menasihatimu, Namun aku hanya ingin mengingatkan, bahwa cinta hanyalah fitrah
insani, sedang jodoh adalah kuasa Illahi.
Ukhti Hani..
Aku tidak akan datang kerumahmu, aku juga tidak akan datang meminangmu, kuharap
engkau memahami keadaan ini.
Maaf aku
tidak bisa terlau banyak mengucap kata padamu, ku takut cerita ini akan melukis
dosa dikanvas hidupku dan hidupmu. Dan semoga kita bisa berjumpa dilain waktu. Tidak
didunia, semoga berjumpa disyurga, Aamiin.
Salam
silaturahmi,.. Muhammad Hasbi
Rintikan air
mata hani terus berjatuhan bagai hujan yang membasahi bumi. Ia yang selalu
menolak lamaran lelaki tampan dan kaya, kini justru ditolak lelaki sederhana
dan miskin. Sungguh hatinya bagai tersabet pedang ketidaak percayaan, cintanya harus
kandas tertolak seorang Hasbi si tukang ojek.
Berapa bulan
kemudian Hani diminta untuk segera menikah, kini ia tidak mau lagi jatuh cinta,
ia meminta ayahnya untuk mencarikan calon suami. Siapapun akan ia terima,
karena dihalaman hatinya masih tersimpan tulisan Hasbi yang sarat akan nasihat,
Bahwa... “Cinta adalah fitrah insani, sedang jodoh adalah kuasa Illahi”
Ayah Hani
merasa senang mendengar pinta Hani, Maklum
puluhan lelaki telah Hani tolak padahal ia ingin meminang cucu, dan memang umur
Hani nyang tidak lagi muda.
Ayah Hani
berkata, “Baiklah Hani, Ayah akan menjodohkanmu dengan seorang pria, ia adalah
mahasiswa terbaik waktu ayah mengajar di Jerman. Minggu depan ia akan ayah bawa
untuk berta’aruf denganmu”, Hani hanya mengangguk sambil menahan air mata,
karena tetap saja nama Hasbi yang ia rindukan dalam hatinya.
Seminggu telah
berlalu, Hani dengan seorang pria akan bertaaruf, tak ada rona bahagia diraut
wajahnya. Ia melalui hatinya selalu berdoa, semoga keajaiban mengantarkan Hasbi
menuju rumahnya untuk menyambut rasa cinta yang semakin menggebu walau belum
pernah bertemu lagi.
Malam itu
datanglah seorang lelaki kerumah Hani yang dibawa oleh Ayahnya, Hani dengan
wajah tertunduk lesu mendatangi pria itu. “Nah Hani, ini lelaki yang ayah
maksud, namanya muhammad Hasbi”, mendengar nama itu Hani terkejut, dan semakin
terkejut saat ternyata lelaki yang didepannya adalah Hasbi si tukang ojek.
Hatinya yang dulu kusam kini berubah cerah, bagai kusamnya awan yang terenggut
hujan, namun setelahnya ciptakan pelangi.
“Ha.. Hasbi
?, Ayah bukankah Hani akan dijodohkan dengan murid ayah waktu dijerman?, Hasbi
kan belum pernah kuliah, dan ini Hasbi tukang ojek itu kan?”, ucap Hani dengan
tingkah yang seperti anak kecil meminita permen, lalu turunlah ribuan permen
disekelilingnya. Ceria, bahagia, tidak percaya. Ah, Hani bagai bermimpi dialam
mimpi.
Lalu ayahnya
menjawab, “Hasbi ini memang dulunya mahasiswa terbaik favorit ayah, dulu waktu
dijerman ia membantu berbagai penelitian yang ayah geluti, namun ketika ibunya
sakit Hasbi ini pulang. Dan setelah itu Ayah putus komunikasi dengan Hasbi ini.
Tapi betapa kagetnya Ayah ketika Hasbi si anak cerdas ini berprofesi sebagai
tukang ojek. Namun setelah Hasbi menjelaskan akhirnya ayah mengerti. Dan Ayah
kedepan akan membuat gedung penelitian, kemudian Hasbi sebagai pengelolanya
agar dapat bebas bekerja dan mengurus ibundanya”
Mendengar
jawaban itu Hani dan Hasbi merasa bahagia, Lalu dengan senyuman kecil Hasbi
berucap “Begitulah ukhti, dulu engkau mengungkapkan cinta padaku, sedang aku
mengungkapkan cinta pada Allah. Jika kita saling mengungkapkan cinta mungkin
Allah akan marah dan kita tidak akan seperti ini. Namun akhirnya Allah
mengabulkan doaku untuk bersanding denganmu”
“Bismillah...
Izinkan aku meminangmu Hani”.
“Alhamdulillah...
Aku terima pinanganmu Hasbi”
Begitulah,
saat Allah menjadi tempat mengungkap rasa
Maka cinta akan terlukis indah pada
waktunya
Sekian ^_^
Sungguh, sangat menyentuh hati!!
==>> Cerita yang sangat menarik dan memberikan inspirasi..